INFOACEH.NET, BANDA ACEH – Pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mengunjungi sekolah di seluruh Indonesia, Senin (7/10).
Ini dilakukan untuk mengedukasi para siswa tentang peran dan fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam kegiatan Kemenkeu Mengajar ke-9.
Kemenkeu Mengajar merupakan kegiatan mengajar secara sukarela oleh pegawai Kemenkeu yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah Banda Aceh.
Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang melibatkan kolaborasi lintas eselon I di Kemenkeu. Salah satu tujuan utama kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman para siswa pada berbagai jenjang pendidikan tentang pentingnya peran Kemenkeu dalam mengelola keuangan negara.
Di Banda Aceh sendiri, terdapat 52 relawan yang berpartisipasi. Para relawan tersebut berbagi cerita dan pengalaman selama menjadi bagian dari Kemenkeu kepada 613 siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Banda Aceh.
“Pada intinya para relawan menyampaikan kepada para siswa tentang peran Kemenkeu dalam mengelola APBN. Di tahun 2024, pendapatan negara dalam APBN direncanakan berjumlah Rp 2.800 triliun, dengan rincian Rp 2.309,9 triliun berasal dari pajak, Rp 492 triliun
dari Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan Rp 0,4 triliun dari hibah,” ujar Al Imam Assauqi, Koordinator Daerah Banda Aceh.
Menurut Imam, para siswa dari berbagai jenjang pendidikan perlu mengetahui bagaimana pengelolaan APBN agar mereka dapat memandang APBN sebagai #UangKita yang berasal dari rakyat.
Para siswa diajak untuk memahami bahwa APBN sepenuhnya dikelola untuk membiayai kebutuhan masyarakat. Misalnya, dalam dunia pendidikan saja, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 660,8 triliun.
Jumlah ini termasuk diperuntukkan bagi subsidi pendidikan, beasiswa masyarakat berprestasi dan tidak mampu, dan bantuan lainnya di sektor pendidikan.
Lalu, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp476 triliun untuk bantuan sosial, subsidi untuk masyarakat, dan perlindungan sosial lainnya. Di sektor infrastruktur pemerintah mengalokasikan Rp392,1 triliun.
Belum lagi untuk kesehatan, pemerintah mengalokasikan Rp 178,7 triliun untuk bantuan kesehatan dan pengeluaran kesehatan lainnya.
“Melalui perumpamaan yang sederhana, para siswa diajak untuk membayangkan bagaimana sulitnya beraktivitas tanpa fasilitas tersebut—misalnya, bagaimana sulitnya bersekolah tanpa jalan atau jembatan yang layak, atau bagaimana lalu lintas akan kacau tanpa adanya lampu merah. Narasi seperti ini penting agar generasi muda dapat lebih menghargai peran pajak serta melihatnya sebagai bagian tanggung jawab bersama untuk membangun Indonesia yang lebih baik,” jelas Imam.