Belajar Bahasa Asing, 32 Pemuda Aceh Dikirim ke Kampung Inggris Pare Kediri
BANDA ACEH — Pemerintah Aceh mengirimkan 32 utusan pemuda, santri dan santriwati dari Aceh untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berbahasa asing terutama bahasa Inggris ke ‘Kampung Inggris Pare’ di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Kegiatan yang berlangsung selama 2 minggu mulai 10-23 November 2022 itu bersumber anggaran dari satu pokok-pokok pikiran (Pokir) Anggota DPRA dari Fraksi PKS Tgk H Irawan AbdullahbSAg melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh.
“Ini merupakan program pertama di Dispora Aceh dan merupakan salah satu program unggulan yang kami usulkan kepada Pemerintah Aceh. Apalagi generasi muda Aceh masih banyak sekali keterbatasan dalam meningkatkan sumber daya manusia terutama dalam penguasaan bahasa Inggris,” kata Tgk Irawan.
Dalam sambutannya saat mengantarkan para peserta ke Kampung Inggris Pare, Ustadz Irawan Abdullah membuka beberapa kalimat dengan berbahasa Inggris.
Ia menyampaikan bahasa adalah salah satu alat yang dapat membentuk karakter setiap pemuda, dan bahasa pula yang akan membawa untuk dapat bersaing secara global.
“Apalagi dengan persaingan global yang semakin ketat, anak-anak muda Aceh harus mampu bersaing dan bertahan di dalamnya dan semua itu tentunya diperlukan komunikasi bahasa Inggris yang baik, sehingga mampu mencapai level di kancah Internasional. Bahasa adalah kunci ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Seperti diketahui Pemerintah Aceh hampir setiap saat membuka peluang bagi anak-anak muda Aceh untuk mendapatkan beasiswa baik dalam maupun luar negeri.
Akan tetapi, kemampuan bahasa Inggris yang selalu menjadi kendala baik itu nilai TOEFL, IELTS atau bahkan nilai wawancara yang harus menggunakan full bahasa Inggris.
“Oleh sebab itu saya berharap ke depan generasi muda Aceh harus banyak yang disekolahkan ke luar negeri dan tidak terkendala lagi dengan bahasa,” imbuhnya.
Dalam lawatan ke Kampung Inggris, Ustaz Irawan Abdullah yang juga Anggota Komisi I DPRA ini didampingi dr Purnama Setia Budi SpOG. Anggota Komisi V DPRA ini juga berharap agar program seperti ini bisa menjadi program reguler yang ada di Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh.