Dekan Fakultas Syariah UIN Ar-Raniry Jadi Panelis Pada Forum Studi Kawasan di Cina
Demikian pula, tesis “Hantu Komunis” yang menjadi salah satu isu bagi penguatan anti-Cina di Indonesia tidak memberikan hasil yang maksimal secara nasional dan juga tidak berpengaruh pada pemerintah Cina dalam melaksanakan berbagai bentuk kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
“Selama acara ini berlangsung, para pembicara sangat fokus pada gagasan-gagasan serius untuk memperkuat kembali Studi Kawasan. Dalam kontek ini, IIAS tampaknya ingin lebih memahami kawasan-kawasan yang menjadi agenda besar kepentingan Cina secara global, melalui berbagai kajian, sebagaimana dilakukan oleh para sarjana dalam forum ini,” sebut KBA.
Sebelumnya, kata Kamaruzzaman, kegiatan tersebut dibukan secara resmi oleh Presiden Tsinghua University, Wang Xiqin. Dalam amanatnya ia menyampaikan bahwa forum ini merupakan ajang untuk membangun jaringan para akademisi, peneliti, aparatur pemerintah dari berbagai negara untuk saling berbagai pengetahuan akan pentingnya Studi Kawasan. Dalam kontek ini, Cina dianggap memiliki peran penting untuk membangun persepsi yang sama mengenai beberapa isu penting di peringkat global.
Tsinghua University merupakan kampus nomor wahid di Cina yang memiliki reputasi sebagai World Class University di peringkat global. Karena itu, kehadiran kajian kawasan di IIAS merupakan upaya negara Cina untuk memahami berbagai isu untuk kepentingan negara ini di pentas global, sebagai bagian dari daya saing kampus ini dengan berbagai kampus terbaik di dunia.
“Dalam forum yang ke-3 ini, diangkat tema tentang resiko-resiko yang sedang terjadi di negara-negara berkembang. Selai itu, juga mengangkat isu tentang kebertahanan negara-negara di berbagai pelosok dunia terhadap masalah yang muncul di level lokal, regional, dan internasional. Adapun tema yang cukup penting dibahas oleh para pemakalah adalah tentang ketidakmenentuan yang terjadi di masa yang akan datang, khususnya dalam perubahan iklim yang dirasakan oleh penduduk dunia,” ujar Akademisi UIN Ar-Raniry.
Untuk itu merespon isu-isu di atas, maka Forum Studi Kawasan Tsinghua ini melibatkan para panelis dari berbagai kampus ternama di dunia, diantaranya Universitas Oxford, Universitas Exeter, Universitas Duke, Shanghai International Studies University, Kyoto University, Universitas Peking, dan kampus-kampus lainnya dari lima benua.