Dikti Saintek Harapkan USK Jadi Contoh Kampus Berdampak
Banda Aceh, Infoaceh.net — Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Dikti Saintek) Indra Ni Tua ST M.Comm, berharap Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Universitas Syiah Kuala (USK) mampu melahirkan program-program strategis yang memperkuat implementasi kebijakan Kampus Berdampak.
Dalam sambutannya pada pembukaan Musrenbang USK Tahun 2026 di Gedung AAC Dayan Dawood, Jum’at (16/6), Indra menekankan pentingnya pendidikan tinggi yang tidak hanya berorientasi pada output, tetapi juga outcome jangka panjang.
“Tidak cukup sekadar membangun gedung atau meluncurkan program. Yang terpenting adalah dampaknya terhadap keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, kebijakan Kampus Berdampak menuntut perguruan tinggi untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat, ekonomi, dan lingkungan. Menurutnya, setiap inisiatif harus memiliki dimensi keberlanjutan yang nyata.
Lebih lanjut, Indra menyampaikan bahwa Dikti Saintek memiliki peran penting dalam mendukung agenda nasional, termasuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), terutama pada sektor pertahanan, kemandirian energi, pangan dan air, serta pengembangan ekonomi hijau dan kreatif.
“Setiap program perguruan tinggi harus berkontribusi pada ketahanan nasional dan penguatan sumber daya manusia,” katanya.
Sementara Rektor USK Prof Dr Ir Marwan menegaskan komitmen universitas dalam mengintegrasikan kebijakan Kampus Berdampak ke dalam seluruh aspek perencanaan kampus.
“Kebijakan ini bukan sekadar jargon. Ini adalah arah baru yang harus diterjemahkan dalam tindakan nyata. USK ingin menjadi contoh nyata dari Kampus Berdampak,” tegas Rektor.
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) USK Dr Syafrizal ZA MSi menyambut baik pelaksanaan Musrenbang ini. Ia menilai USK selama ini telah menunjukkan kontribusi nyata dalam pendidikan, riset, dan pemberdayaan masyarakat.
“Musrenbang ini harus melahirkan ide-ide segar yang bukan hanya hebat di atas kertas, tetapi juga aplikatif di lapangan. USK harus tampil di peta internasional, bukan sebagai pengikut, tapi sebagai penentu arah,” pungkasnya.