Dirjen Pendidikan Vokasi: Jangan Sia-siakan Waktu Anak di Sekolah, Lulus SMK Tak Bisa Apa-apa
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembina Sekolah Menengah Kejuruan Wardani Sugiyanto mengatakan, pengembangan SMK yang unggul memerlukan penguatan kemitraan dan penyelarasan di dunia industri.
Di sisi lain, diperlukan kepemimpinan kepala sekolah yang andal agar tamatan SMK dapat segera terserap dalam dunia industri dan dunia kerja.
Senada dengan Kiki, Wardani menilai Dinas Pendidikan Aceh mampu menjalankan tugas itu dengan baik. Dia yakin status BLUD di banyak SMK di Aceh mendorong sekolah untuk menciptakan pendidikan dan pembelajaran berbasis produksi. Tujuannya, mendorong kemandirian siswa dan meningkatkan kompetensi mereka.
Wardani juga berharap agar Dinas Pendidikan Aceh terus menciptakan peluang. Dia juga meminta pejabat di Dinas Pendidikan Aceh melihat potensi wilayah tempat SMK berada.
Sehingga lulusan SMK dapat mengisi lowongan dan ambil bagian dalam penciptaan lapangan kerja baru.
“Potensi wilayah itu bisa diangkat supaya anak-anak tidak perlu bekerja di tempat lain. Kemandirian dan kompetensi anak-anak kita harus dioptimalkan sesuai potensi wilayah untuk dikelola bagi kemakmuran bersama,” kata Wardani.
Merespon hal itu, Pelaksana Harian Kepala Dinas Pendidikan Aceh Asbaruddin mengatakan, dinas senantiasa berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk memantau kebutuhan SMK. Hal ini, kata dia, konsisten dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami memahami benar tantangan SMK dengan status BLUD tidak mudah. Tapi kami percaya bahwa kerja keras dan kekompakan bersama seluruh kepala sekolah dan guru dapat menciptakan jalan lebih baik bagi Aceh mempersiapkan generasi yang mandiri dan berkompeten,” kata Asbaruddin.
Diskusi tersebut juga dihadiri Anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal, Direktur Politeknik Lhokseumawe, Direktur Kelembagaan dan Sumberdaya Pendidikan Tinggi Vokasi, dan Direktur Politeknik Lhokseumawe. (IA)