Disdik Aceh Hamburkan Anggaran Rp12,2 Miliar untuk Pengadaan Lampu Tenaga Surya di Sekolah
Yulindawati menyoroti dana sebesar itu sebaiknya difokuskan pada program-program prioritas yang berdampak langsung terhadap kualitas hidup masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan penanggulangan kemiskinan.
“Lampu tenaga surya memang ramah lingkungan dan bisa menjadi solusi di daerah terpencil. Tapi untuk sekolah yang sudah ada listrik, apa manfaatnya? Ini yang perlu dijelaskan secara terbuka,” tegasnya.
Yulinda mendesak Dinas Pendidikan Aceh lebih transparan terkait dasar pemilihan sekolah penerima, alokasi anggaran, serta urgensi proyek tersebut agar publik dapat memahami dan mengawasi penggunaannya secara objektif.
Dinas pendidikan tidak pro akan kebutuhan penting dalam membenahi mutu pendidikan, padahal jauh dari itu masih banyak fasilitas sarana dan prasarana sekolah yang belum tersentuh, harusnya dinas lebih memperhatikan peningkatan mutu pendidikan dan perbaikan fasilitas pendidikan itu sendiri, bukan malah mengurusi urusan sampah dan lampu tenaga surya karena itu sudah ada yang mengurus.
“Urus saja yang menjadi ranah sendiri, jangan mengurus yang menjadi ranah orang lain, Dinas Pendidikan hanya perlu melakukan koordinasi bukan berfoya-foya pada uang rakyat dengan dalih program kegiatan,” pungkasnya.