Infoaceh.net, Banda Aceh — Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas kembali mengukuhkan empat profesor baru dengan bidang keilmuannya masing-masing.
Pengukuhan dipimpin Ketua Senat Akademik Universitas Prof Dr Ir Abubakar MS di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Senin (25/11).
Empat Profesor baru itu adalah Prof Dr drh Nurliana MSi, Prof Dr Febriani SSi MSi, Prof Dr Muliadi Ramli SSi MSi dan Prof Dr Ir Muhammad Irham SSi MSi.
Rektor USK Prof Dr Ir Marwan mengatakan, saat ini reputasi USK semakin meningkat baik di level nasional dan global. Hal ini tidak lepas dari komitmen USK menjadi pusat unggulan di berbagai bidang keilmuan.
Di mana saat ini USK telah menjadi center of excellent di bidang ilmu kebencanaan dan riset atsiri Nilam Aceh. Untuk itu, Rektor menilai peran profesor sangatlah krusial dalam menumbuhkan ekosistem riset dan inovasi di kampus ini.
“Para profesor harus menjadi ujung tombak atau champion dalam menggalang kolaborasi internal dan eksternal agar daya inovasi USK bermanfaat dan berdampak,” ucap Rektor.
Adapun riset keempat profesor ini adalah, Prof Nurliana mengkaji pemanfaatan probiotik Bakteri Asam Laktat (BAL) dan cendawan untuk menjamin keamanan pangan asal hewani.
Hasil risetnya membuktikan BAL Lactobacillus plantarum LP-1 UAP dapat dimanfaatkan sebagai probiotik pengganti obat dan promotor pertumbuhan.
Lalu Prof Febriani risetnya terkait strategi efektif untuk produksi biodiesel secara biotransformasi demi terwujudnya ketahanan energi.
Prof Febriani berupaya menemukan proses produksi alternatif lebih ramah lingkungan, yaitu dengan pemanfaatan kekayaan alam hayati laut Indonesia dan menemukan beberapa bakteri yang diisolasi dari daerah fumarol bawah laut Pria Laot Sabang.
Kemudian, Prof Muliadi mengkaji pemanfaatan material anorganik Zirkalloy yang merupakan salah satu komponen penting pada instalasi PLTN, yang digunakan sebagai wadah (reactor) bahan bakar uranium.
Di tengah tuntutan kebutuhan energi yang besar, kajian Prof Muliadi menjadi sangat penting, khususnya untuk mewujudkan sistem pembangkit energi nuklir yang lebih aman di masa depan.
Selanjutnya, Prof Irham yang berupaya menemukan model Geomorfologi Pantai Berbasis Indeks untuk menganalisis kerentanan pesisir yang menggunakan Sistem Informasi Geografis (GIS).
Kajian ini sangat penting untuk kawasan pesisir Indonesia, khususnya pantai Aceh yang merupakan kawasan yang rawan terhadap bahaya. Seperti tsunami, perubahan iklim, dan kenaikan muka air laut.
Rektor berharap, kepakaran seluruh profesor baru ini mampu berkontribusi secara maksimal untuk menjawab berbagai persoalan bangsa hari ini.
Selain itu, para profesor harus menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas akademik. Penerapan integritas akademik yang baik terwujud jika civitas akademika dapat menggunakan mimbar akademik secara jujur, etis, benar dan bertanggungjawab.
Maka para profesor harus menjadi teladan dan menjauhi perilaku yang dilarang Allah.
“Mari kita jaga integritas akademik dari tindakan tidak etis, seperti plagiasi, fabrikasi, falsifikasi, joki publikasi dan bentuk kecurangan lainnya,” ucap Rektor.