IAI Almuslim Aceh Wisuda 324 Lulusan, UAS Orasi Ilmiah
BIREUEN — Institut Agama Islam (IAI) Almuslim Aceh, di Gampong Paya Lipah, Kecamatan Peusangan, Bireuen, Sabtu (26/8/2022) mewisuda 324 lulusan sarjana (S-1) Angkatan X terdiri atas lulusan Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syariah dan Ekonomi 174. Tujuh di antaranya memperoleh nilai cumlaude.
Prosesi wisuda dipimpin oleh Rektor IAI Almuslim Aceh, Dr Nazaruddin Abdullah MA.
Rektor mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan. Ia mengatakan, wisuda merupakan momentum yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa karena bisa melepas status sebagai mahasiswa dan menggantikannya dengan status lulusan yang siap memasuki dunia kerja.
Dr Nazarudin menyebutkan, pihaknya terus melakukan peningkatan kualitas lulusan dengan berbagai strategi, termasuk pola pembelajaran yang bermutu, dan pengelolaan manajemen yang baik.
“Initinya, kami senantiasa adaptif serta responsif untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan unggul,” sebutnya.
Ditegaskannya, upaya tersebut tentu membutuhkan political will dan komitmen yang kuat dari seluruh sivitas akademika guna mewujudkan kemajuan kampus dan menjadikan IAI Almuslim sebagai insitusi pilihan di Aceh.
Pada acara wisuda tersebut, Penceramah Kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) juga turut menyampaikan orasi ilmiah.
Sebelumnya, UAS mengisi tausyiah usai shalat subuh berjamaah di Masjid Agung Sultan Jeumpa, Bireuen.
Dalam orasi ilmiah, UAS menyampaikan, sudah sekian lama dirinya memberi tausyiah di sejumlah tempat di Aceh dari tahun 2017 sampai 2023.
Namun baru di Bireuen UAS diajak menghadiri acara wisuda di IAI Almuslim Aceh dan menyampaikan orasi ilmiah.
UAS menyebutkan, untuk menjadi seorang sarjana itu tingkat kesulitannya sangat luar biasa, dan harus melalui proses luar biasa.
“Jangan jadikan keberhasilan di kampus sebagai puncak kesuksesan. Jadikan ini adalah sebagai salah satu proses kesuksesan,” pesan UAS.
Sebuah kesuksesan itu bukan karena indeks prestasi (IP) 3,5, bukan bisa jadi ketua senat, kesuksesan nanti setelah terjun di masyarakat, gunakan bahasa yang mudah dipahami masyarakat, jangan bahasa kampus dibawa ke masyarakat.