Ikhram M Amin, Kepala KUA Pertama di Aceh Raih Gelar Doktor
Adapun kesimpulan dari penelitiannya antara lain, Pesantren Terpadu di Aceh Besar sudah melaksanakan pembentukan karakter dan perubahan karakter santri dalam bentuk taghyir, Taghyir pada ketiga pesantren terpadu di Aceh Besar telah menerapkan nilai nilai Islami pada penanaman kesadaran santri.
Perubahan watak berbasis nilai Islami telah membantu para santri untuk dapat memahami diri mereka sendiri sebagai manusia yang berkewajiban pula meneruskan nilai Islami tersebut dalam setiap aspek kehidupan.
Peluang menggunakan nilai-nilai Islami sebagai identitas dari taghyir dimungkinkan akan lebih efektif karena dilandasi oleh nilai-nilai pesantren terpadu yang telah teruji, dan diintegrasikan dengan nilai-nilai ke-Islaman.
Selanjutnya Ikhram juga menyampaikan sejumlah saran dari hasil penelitiannya antara lain, Dalam perencanaan pembentukan karakter santri pada setiap pesantren hendaklah guru dan asatidzah menyusun perencanaan pembentukan karakter yang lebih humanis, dan dapat mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama sesuai semangat kebangsaan.
Taghyir sebagai pola perubahan yang dilaksanakan di Pesantren Terpadu dapat diadopsi oleh Dinas Pendidikan Aceh dan Dinas Pendidikan Dayah dalam rangka pembentukan karakter peserta didik.
Penempaan karakter melalui taghyir yang berupaya menerapkan nilai Islami juga perlu menerapkan prinsip moderasi beragama bagi santri, melalui metode yang kreatif dan sistematis sebagai bentuk pengenalan nilai moderasi beragama yang lebih kompeten.
Taghyir perlu dilakukan sosialisasi bagi segenap lembaga pendidikan, upaya mengubah karakter dan watak santri ke arah akhlak mulia, sebagai pilar utama pembangunan sumber daya manusia bagi bangsa Indonesia.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Aceh Besar Salman Arifin dan Kasubbag TU Kakemenag Aceh Besar Khalid Wardana juga menyampaikan selamat atas pencapaian Kepala KUA Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar itu.
Menurut Khalid Wardana, keberhasilan Dr Ikhram menyelesaikan studi strata tiga (S-3) harus menjadi spirit untuk ASN lainnya, walaupun beliau sibuk dengan berbagai aktivitas sehari-hari sebagai penghulu/Kepala Kantor Urusan Agama dan Pimpinan Dayah Al Manar bahkan baru menyelesaikan tugas nagara sebagai tim pemandu/ketua kloter jamaah haji Indonesia di Arab Saudi tetapi dapat menyelesaikan S-3 tepat waktu.