Kekerasan dan Penganiayaan Siswa di SMA Modal Bangsa Akibat Kurang Pengawasan Dinas
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas II SMA Negeri Modal Bangsa Aceh Besar dikeroyok kakak kelas di mushala saat kegiatan rutin malam Jum’at hingga mengalami pendarahan di kepala.
Tak terima anaknya dikeroyok, orang tua siswa SMA Modal Bangsa tersebut melaporkan kakak kelas anaknya ke Polresta Banda Aceh.
“Kejadiannya pada 20 Juli 2023,” ujar Purnama Hadi, orang tua siswa korban pengeroyokan kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis (31/8/2023).
Awalnya, sambung Purnama, ia tidak melapor ke polisi dan berharap masalah itu dapat diselesaikan secara internal.
“Tapi setelah saya tunggu tidak ada itikad baik dari pihak sekolah dan orang tua pelaku sehingga saya melaporkan ke Polresta Banda Aceh,” tutur dia.
Purnama menyebutkan, anaknya Febrian Hafis yang masih duduk di kelas II SMA Modal Bangsa itu dikeroyok kakak kelas III di Mushala asrama sekolah setelah mengikuti kegiatan rutin pengajian pada malam Jum’at.
“Mereka di Modal Bangsa ada tradisi Jum’at keramat disebutnya, nah malam itu anak saya dipanggil ke depan oleh kakak kelas kemudian dipukul dari belakang di bagian kepala hingga terjatuh kemudian diinjak-injak oleh sekitar 7 pelaku,” ucap dia.
“Akibatnya anak saya mengalami luka memar di bagian pelipis, belakang telinga, kepala, badan, dan tangan, hasil lab ada pembekuan darah di otak sampai sekarang masih ada,” sebutnya.
Ia berharap, ada pembenahan pengawasan dan pengelolaan pada SMA Modal Bangsa. Sebab kasus pengeroyokan kakak kelas terhadap adik kelas sudah sering terjadi.
“Sebenarnya sudah sering terjadi pengeroyokan di SMA Modal Bangsa, tapi selama ini murid lain tidak ada yang berani melapor, tujuan saya lapor ini agar tidak lagi terjadi bully dan kekerasan terhadap siswa di sekolah,” harapnya.
Purnama juga menyebutkan 21 orang siswa yang terlibat dalam pengeroyokan tidak semua mendapat skor pembinaan dikembalikan kepada orang tua.
“Dari 21 orang pelaku ada yang tidak diberi skor oleh sekolah. Masalahnya mereka masih mem bully anak saya dengan sebutan “ikan lele” karena mengadukan kasus pengeroyokan itu, bahkan ada dewan guru yang meminta siswa untuk tidak berkawan dengan anak saya,” ucapnya. (IA)