Lihat Aceh Lebih Dekat, Aktor Perdamaian Dunia Hadiri Konferensi Internasional UIN Ar-Raniry
Lebih lanjut, aktivis perdamaian yang lebih dikenal dengan panggilan Ruby Kholifah menjelaskan bahwa salah satu tujuan dari agenda ini menyisir budaya beragama yang inklusif dengan menyediakan ruang pertukaran di antara muslim dan kelompok beragama serta berkeyakinan lainnya dari sejumlah negara.
“Konferensi ini diharapkan menjadi barometer dunia untuk memikirkan atau membuat sebuah kebijakan dan praktik tentang budaya beragama yang inklusif, terutama menghadirkan pembelajaran baik dari Indonesia,” ujarnya.
Pada pertemuan tersebut, pihaknya juga menghadirkan perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) bersama Muhammadiyah, khusus untuk membicarakan tentang religious inclusion dari kacamata dua organisasi besar ini.
“Sesi hari pertama juga ingin menyediakan ruang bagi orang luar Aceh melihat Aceh secara lebih komprehensif, tidak hanya memandang Aceh dari cerita tsunami atau konflik. Mengingat saat ini telah terjadi banyak perkembangan di Aceh, terutama pasca perjanjian damai Helsinki,” terangnya.
Sebelumnya, Dekan Fakultas Hukum dan Syariah UIN Ar-Raniry sekaligus AMAN Council Prof Dr Kammaruzaman Bustamam Ahmad MSh mengatakan melalui agenda ini, peserta akan diajak melihat Aceh lebih dekat dengan diskusi dan exposure visit ke beberapa tempat bersejarah dan gampong atau desa yang menjadi rangkaian acara, yaitu Museum Tsunami Aceh, Monumen Kapal Tsunami, Kuburan Tsunami Ulee Lheue, Desa Wisata Gampong Nusa Aceh dan Museum Rumah Cut Nyak Dien.
“Kunjungan tersebut diharapkan dapat membuka cara pandang yang selama ini diperoleh dari media, terutama dari influencer tentang Aceh,” harapnya.
Bahas Isu Keberagamaan di Asia dan Dunia
Konferensi Internasional selama dua hari dirancang untuk memberikan ruang pertukaran bagi umat Islam maupun agama dan kepercayaan lainnya, pemimpin agama, akademisi, aktivis, praktisi, media dan anak-anak muda dari organisasi dan komunitas untuk berbagi capaian, tantangan, termasuk praktik baik sejumlah isu terkait situasi keberagamaan di Asia dan dunia.
Mulai dari pencapaian umat Islam dalam mempromosikan kebebasan beragama, toleransi, dan perdamaian, termasuk mendukung kepemimpinan perempuan dan anak muda dalam pembangunan perdamaian serta mendiskusikan berbagai persoalan humanitarian, crisis, migrasi, dan perlawanan masyarakat dengan pendekatan negosiasi, serta kekerasan ekstremisme dari konteks anak muda dan perempuan.