Lihat Aceh Lebih Dekat, Aktor Perdamaian Dunia Hadiri Konferensi Internasional UIN Ar-Raniry
“Secara spesifik akan ada pembicaraan tentang Women, Peace and Security (WPS) oleh tokoh Muslim dunia. Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 1325 telah dikeluarkan pada 2000 dan diharapkan bisa menjadi kerangka pikir untuk menjawab persoalan-persoalan keamanan dan perdamaian di tingkat internasional,” tegas Ruby.
Kemudian, forum ini juga akan menyediakan ruang khusus bagi anak muda bersuara dalam sesi Plenary Open Mic dengan tema “Reinventing Nonviolent Civil Resistance: Youth Peace Movement and Technology”.
Dalam tema tersebut, menjadi ruang untuk mendengar tanggapan anak muda di negara-negara di Asia tentang sejumlah isu yang berkaitan dengan budaya beragama yang inklusif, demokrasi dalam konteks pluralisme.
Di sesi paralel walk the talk, terdapat perbincangan khusus mengenai bagaimana anak muda menggunakan media sosial dalam gerakan sosial dan memerangi ujaran kebencian.
Sementara itu, anak-anak muda di Aceh sendiri memiliki segudang cerita dan pengalaman memperjuangkan keadilan bagi korban terdampak, terlebih kelompok rentan seperti perempuan dan anak menghadapi kekerasan berbasis gender, agama, ras, hingga persoalan krisis iklim.
”Konferensi yang digelar nanti membincangkan berbagai perspektif yang komprehensif. Penting untuk melihat inklusi keagamaan dipotret dari berbagai sudut pandang, sehingga memungkinkan menemukan banyak solusi di masa depan,” terang Ruby.
Selanjutnya, hasil diskusi dua hari mendatang akan dirumuskan dalam rekomendasi untuk membangun gerakan bersama dalam mempromosikan inklusi keagamaan, termasuk secara internal menjadi masukan bagi AMAN dalam menjawab berbagai wacana dan memproyeksikan program 5 tahun mendatang. (IA)