Lotion Anti Nyamuk dari Jeruk dan Kulit Tuna Ciptaan Mahasiswa USK
INFOACEH.NET, BANDA ACEH — Lima mahasiswa Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala (FKP USK) berhasil membuat inovasi baru, lotion anti nyamuk berbahan ekstrak kulit jeruk dan gelatin kulit ikan tuna. Produk inovasi ini diberi nama Body Lotion Mosquitos.
Mereka tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K). Terdiri Siti Maqfirah sebagai ketua tim, dengan anggota terdiri dari Panca Anugrah Sakti, Desviranti, Hikma Kasih, Akhyar Febriyan dan dibimbing oleh Dr. Vicky Prajaputra, dosen Prodi Ilmu Kelautan FKP USK.
Siti Maqfirah sering disapa Fira ini mengatakan, lotion ini menggunakan dua bahan utama yaitu ekstrak kulit jeruk dan gelatin kulit ikan tuna.
Kedua bahan alami tersebut sangat efektif dan kaya akan manfaat. Kulit tuna mengandung asam amino yang tidak disukai oleh nyamuk, sehingga berfungsi sebagai bahan anti nyamuk alami.
Selain itu, gelatin juga membantu melembabkan kulit dan meningkatkan elastisitas. Ini menjadikan kulit lebih sehat dan kencang.
Di sisi lain, ekstrak kulit jeruk mengandung limonene, sebuah senyawa yang bersifat toksik bagi nyamuk sehingga efektif mengusir nyamuk.
Ekstrak kulit jeruk juga memiliki sifat antioksidan yang membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu juga memberikan aroma segar yang menyenangkan pada kulit.
“Kombinasi kedua bahan ini menjadikan Mosquitos tidak hanya berfungsi sebagai losion anti nyamuk yang ampuh, tetapi juga sebagai produk perawatan kulit yang melembabkan, melindungi, dan menyegarkan,” terang Fira, Jum’at (11/10/2024).
Ide produk ini bermula dari upaya untuk mengatasi berbagai masalah yang disebabkan oleh nyamuk, limbah kulit tuna, dan limbah kulit jeruk.
Nyamuk merupakan ancaman serius sebagai vektor penular berbagai penyakit berbahaya, seperti demam berdarah, malaria, dan mengganggu kenyamanan.
Di sisi lain, kulit ikan tuna yang dihasilkan oleh PT Yakin Pasifik Tuna (YPT) dan kulit jeruk sering dianggap sebagai limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi.