Ma’had Aly Dayah MUDI Mesra Wisuda 122 Mahasantri

Dayah Ma'hadal ‘Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya (MUDI Mesra) mewisuda 122 mahasantri angkatan II di aula gedung Ma’had Aly Mudi Mesra Samalanga, Bireuen, Ahad (24/9)

SAMALANGA — Dayah Ma’hadal ‘Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya (MUDI Mesra) mewisuda 122 maha santri. Acara wisuda angkatan II itu berlangsung di aula gedung Ma’had Aly Mudi Mesra Samalanga, Bireuen, Ahad, 24 September 2023.

Adapun wisudawan yang dikukuhkan terdiri atas 97 maha santri pada Marhalah Ula dan 25 Marhalah Tsaniyah.

Kakanwil Kementerian Agama Aceh Azhari mengatakan, para wisudawan yang dikukuhkan ini sangat membanggakan. Para alumni ma’had aly diharapkan tidak hanya menjadi intelektual, namun juga menjadi calon ulama.

“Para teungku wisudawan dan wisudawati adalah orang-orang beruntung dan hebat. Alasannya, pertama, mendapatkan gelar sarjana dan magister dari kampus di luar sana adalah hal biasa, tetapi Anda semua memperoleh gelar dari Ma’had Aly, kampusnya Pesantren/Dayah. Gelar yang Anda peroleh diakui legalitasnya oleh negara,” kata Azhari.

“Kedua, Anda telah sabar dan tetap bertahan dengan segala ujian dan rintangan, hingga sampai pada hari wisuda hari ini. Padahal belajar dengan kajian turast adalah pelajaran paling sulit, apalagi Anda telah menyelesaikan kajian tertinggi dari thabagat turast yaitu hasyiyah. Ketiga, jika lulusan kampus digadangkan menjadi intelektual, calon teknokrat, birokrat dan praktisi. Anda yang lulus dari Ma’had Aly, tidak hanya disebut sebagai intelektual tetapi juga calon Ulama,” ujarnya lagi.

Azhari menambahkan, dalam perjalanan sejarah, dayah telah berkontribusi besar dalam mendidik umat, melahirkan intelektual dan juga menjadi benteng melawan kolonialisme.

“Sebelum masyarakat Aceh mengenal Sekolah/Madrasah, lembaga pendidikan satu satunya yang dikenal dan dekat dengan masyarakat adalah Dayah. Kita bisa melihat bagaimana kontribusi Dayah Darussalam Labuhan Haji di bawah kepimpinan Abuya Muda Waly Al-Khalidy, kemudian diikuti dengan kontribusi Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga,” ungkap Azhari.

Seiring perkembangan zaman, kata Azhari, sebagai lembaga pendidikan Islam, Dayah dituntut setidaknya memiliki dua peran penting, yaitu agen perubahan dalam masyarakat serta mampu mencari solusi (problem solving) atas permasalahan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, terutama permasalahan dekadensi moral.

“Lahirnya Undang-undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren merupakan bukti nyata pengakuan Pemerintah kepada pesantren. Pemerintah telah mengakui kesetaraan pesantren, menyandingkan pesantren setara dengan lembaga pendidikan lain,” katanya.

Saat ini, ada 6 Ma’had Aly di Aceh di antaranya Ma’had Aly MUDI MESRA Samalanga, Ma’had Aly Darul Munawwarah Kuta Krueng, Ma’had Aly Syekh Muda Wali al Khalidy Darussalam Labuhan Haji, Ma’had Aly Raudhatul Maarif Cot Trueng, Ma’had Aly Malikussaleh Panton Labu dan Ma’had Aly Babussalam Matang Kuli Aceh Utara.

Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Agama nomor 71 tahun 2015 pada pasal 2 yang menjelaskan tujuan didirikannya Ma’had Aly, bahwa pendidikan Ma’had Aly bertujuan untuk dua hal, pertama. menciptakan lulusan yang ahli dalam bidang ilmu agama Islam (mutafaqgih fiddin). Kedua, mengembangkan ilmu agama Islam berbasis kitab kuning (Turast). (IA)

Tutup