Mahasiswa USK Paparkan Potensi Biodiversitas Aceh di Rusia
“Sebagai contoh, di Stasiun Suaq Balimbing, biasanya peneliti orangutan menghabiskan waktu paling sedikit satu tahun untuk meneliti perilaku orangutan di sana. Saat itu, saya hanya menghabiskan waktu 10 hari di sana, bersama tim peneliti rayap Jurusan Biologi FMIPA USK,” bebernya.
Di hadapan para juri yang merupakan pakar di bidang sains, ia juga menjelaskan kerjasama antara Aceh dan Rusia. Pada bulan Mei 2023, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar telah menjajaki kerja sama di bidang ketahanan iklim dan energi.
Wali Nanggroe juga memaparkan potensi Aceh sebagai salah satu sumber cadangan karbon terbesar di dunia pada forum Climate Resilience: Russia-OIC Countries Dialogue, Russia Islamic World Kazan Forum 2023, dan: Rusia-Indonesia: Prospects Economic Cooperation.
“Aceh memiliki luasan tutupan hutan hingga 23% dari luas pulau Sumatera serta memiliki potensi karbon yang diperkirakan Emission Reduction (ER) mencapai tiga ton per hektar,” sambung Adzannie mengutip dari pernyataan Wali Nanggroe pada acara World Kazan Forum tahun 2023.
Karena itu, ia mengajak Rusia bekerja sama internasional dengan Aceh dalam konservasi lingkungan yang berkelanjutan, dengan berinvestasi pada proyek kesejahteraan, menciptakan teknologi baru yang memenuhi persyaratan lingkungan. Puncaknya, presentasi yang dipaparkan oleh Adzannie terpilih menjadi juara favorit pada kategori ilmu sains murni.
Saat ini Adzannie sedang menempuh pendidikan di Fakultas Persiapan Bahasa Rusia untuk Mahasiswa Internasional di Universitas Federal Kazan, kota Kazan, Republik Tatarstan, Russia.
Pada tahun ini, alumni Jurusan Biologi USK ini akan melanjutkan pendidikan Magister Biologi di universitas yang sama.
Setiap tahunnya, pemerintah Rusia melalui Pusat Kebudayaan Rusia (PKR) di Jakarta, memberikan beasiswa biaya pendidikan khusus untuk mahasiswa Aceh yang ingin melanjutkan pendidikan di Rusia.
Program ini terbuka untuk pendidikan sarjana, magister, doktor, dan spesialis. Pemerintah Federasi Rusia juga mempersiapkan mahasiswa Aceh untuk belajar bahasa Rusia selama satu tahun di berbagai universitas di Rusia sebelum memasuki perkuliahan di sana. (MUS)