Program MBKM USK Unggul Resmi Diluncurkan
Bukti komitmen USK lainnya dalam merealisasikan MBKM adalah, perguruan tinggi ini telah mengalokasikan dana khusus untuk menstimulasi mahasiswa agar lebih bersamangat melaksanakan program MBKM.
Dana tersebut digunakan untuk insentif mahasiswa dalam melakukan program MBKM.
Adapun jumlah insentif ini diberikan diberikan dalam dua bentuk. Pertama, insentif program individu mahasiswa dengan jumlah Rp 2 juta/mahasiswa.
Kedua, insentif program kelompok dengan jumlah mahasiswa 6 orang/kelompok. Jumlah insentifnya sebesar Rp 10 juta/kelompok, yang tersedia untuk 54 program studi.
“Alhamdulillah, program insentif ini mendapatkan respon yang positif dari mahasiswa. Di mana saat ini, setidaknya sudah ada 2.747 mahasiswa yang mendaftar dan siap melaksanakan program MBKM USK Unggul ini,” ungkap Plt Ketua LP3M USK.
Sementara Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kadin Aceh Zakaria A Gani mengatakan, kehadiran program MBKM USK Unggul sangat tepat untuk menjawab kebutuhan zaman. Sebagai mitra MBKM USK Unggul, Kadin Aceh menyatakan dukungan penuh.
Menurutnya, MBKM USK Unggul merupakan program yang luar biasa. Dimana kampus bisa melahirkan lulusan dengan SDM andal dan sudah dididik sejak awal beradaptasi dengan dunia kerja, yang manfaatnya geliat dunia usaha, maupun masyarakat yang berdaya.
“Kita butuh kolaborasi dunia usaha dengan kampus. Masyarakat mengharapkan hasil penelitian kampus menjadi model yang bisa diterapkan di lapangan. Kadin Aceh pada prinsipnya sangat mendukung, bahkan kami akan memberikan beasiswa sebagai bentuk dukungan. Kami berharap program ini berkelanjutan. Ini semua karena kebutuhan lapangan, sekaligus upaya menumbuhkan jiwa enterpreneur, itu harapan kami dari kadin Aceh,” kata Zakaria.
Pada kesempatan yang sama, Plt Sekretaris Dirjen Pendidikan Tinggi Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie PhD menerangkan, salah satu tujuan MBKM adalah meningkatkan mutu lulusan perguruan tinggi, yang siap bersaing di kancah dunia.
“Program MBKM USK Unggul sejatinya upaya USK mengantisipasi terhadap persaingan global dalam menyiapkan lulusan terbaik yang bisa bersaing. Terutama dalam menghadapi megatrend 2045,” sebut Prof Tjitjik.