Kadisdik Aceh, Rachmat Fitri (tengah) bersama para mantan Kadisdik Aceh, Anas M. Adam, Mohd. Ilyas, Bakhtiar Ishak, Laisani dan Syaridin membahas strategi peningkatan mutu pendidikan Aceh
Banda Aceh — Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh, Rachmat Fitri mengumpulkan para mantan Kadisdik Aceh periode sebelumnya, guna menjaring masukan dan pengalaman dalam merumuskan strategi percepatan peningkatan mutu pendidikan Aceh.
Kegiatan silaturahmi dan coffe morning itu berlangsung, Rabu (22/7) di ruang kerja Kadisdik Aceh itu dihadiri oleh Anas M. Adam, Mohd. Ilyas, Bakhtiar Ishak, Laisani dan Syaridin. Selain itu juga turut hadiri Kabid Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli, Kabid Pembinaan SMK dan Plt. Kabid Pembinaan GTK, Teuku Miftahuddin, Kepala UPTD Balai Tekkomdik, Teuku Fariyal, Tenaga Ahli Azwar Thaib dan Fajran Zain.
Kadis Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri HD mengatakan kegiatan silaturahmi ini akan dilakukan terus antar sesama Keluarga Besar Disdik Aceh. Dia juga menyampaikan beberapa kesimpulan dalam diskusi akan segera ditindaklanjuti sesuai tupoksinya masing-masing.
“Dalam membangun sektor pendidikan perlu sinergisitas dari para pihak secara bersama-sama, terutama dengan Keluarga Besar Dinas Pendidikan Aceh,” ujarnya.
Rachmat Fitri menambahkan dunia kerja membutuhkan tenaga-tenaga skill full, rata-rata mereka adalah para lulusan D-3 dan D-4. Sementara lulusan master dan doktor lebih terbatas daya serapnya.
“Sejauh ini Dinas Pendidikan sudah merancang program afirmasi di SMAN 16 Banda Aceh untuk bisa melanjutkan ke jenjang D-3, D-4 dan S-1,” ungkapnya.
Keterbatasan guru vokasi di beberapa SMK, lanjutnya, diperlukan adanya pemberian beasiswa dan diprioritaskan untuk guru-guru vokasi.
“Alumni perguruan tinggi bisa saja di PPG-kan demi efektivitas waktu. Sebelumnya pernah dilakukan kerja sama dengan dua universitas di Aceh yaitu UNSYIAH dan Al-Muslim untuk progran tersebut,” terangnya.
Menurutnya, kerja sama ini perlu ditingkatkan dan diperluas ke perguruan tinggi lain dengan catatan mereka akan mendapat sertifikasi dan bersedia, untuk tidak harus diangkat menjadi PNS.
Masalah ini harus menjadi perhatian semua pihak terutama BPSDM dan Dinas Pendidikan. Kedua lembaga ini harus bersinergi menyusun program khusus untuk peningkatan SDM.
“Jumlah kelulusan siswa melalui jalur SNMPTN kita sudah bagus, tapi takutnya hanya bertumpuk di kampus-kampus kecil dan kampus-kampus baru. Bukannya tidak bagus, hanya saja masih kurang kompetitif. Kita harus memenangkan SBMPTN dan itu membutuhkan persiapan dan pembinaan khusus. Faktanya seringkali bahan yang diujikan berbeda dengan bahan yang dipelajari di bangku sekolah,” sebutnya.
Karenanya, Rachmat Fitri menyampaikan para siswa perlu dididik untuk mengasah keterampilan menjawab soal dengan target meningkatkan daya serap lulusan ke Perguruan Tinggi Favorit (Top-10 National).
Menurutnya, guna mencapai target tersebut maka akan ditempuh dua model pendekatan, ke dalam (peningkatan kapasitas peserta didik) dan keluar (peningatan kerjasama dengan berbagai universitas).
“Selain itu diperlukan kerja sama antara dayah dengan SMK untuk melahirkan peserta didik yang spiritualis dan berjiwa entrepreneur. Hal ini bisa ditempuh dengan beberapa cara diantaranya melalui pemberdayaan Mobile Training Unit (MTU) yang bisa menjangkau area-area terluar dan bersifat adhoc,” pungkas Kadisdik Aceh. (IA)