INFOACEH.NET, BANDA ACEH – Dr Rina Suryani Oktari SKep MSi, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh baru saja menjadi salah satu pembicara pada International Workshop on Climate-Resilient Development in Southeast Asia di Harvard University, Amerika Serikat.
Workshop ini melibatkan narasumber dan peserta yang merupakan peneliti, akademisi, dan praktisi dari berbagai negara termasuk Amerika Serikat, Germany, Austria, Belanda, Australia, Singapore, Qatar, Brunei Darussalam, Vietnam, Thailand, Filipina.
Workshop ini bertujuan berbagi pengetahuan dan praktik baik dalam upaya meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim khususnya yang dihadapi oleh negara-negara di Southeast Asia.
Dalam presentasinya, Dr Rina memaparkan hasil risetnya terkait peran layanan kesehatan primer dan data kesehatan dalam menghadapi risiko kesehatan yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Dalam siaran pers yang diterima, Jum’at (30/8/2024), Dr Rina menekankan perlunya strategi dan rencana untuk mitigasi, dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim serta pentingnya sistem kesehatan yang siap iklim yang memperhitungkan risiko lokal, termasuk perubahan iklim dan bencana.
Kesehatan, kata dia, merupakan salah satu sektor yang terkena dampak signifikan akibat perubahan iklim. “Karena itu sistem kesehatan perlu memperkuat dan meningkatkan kapasitas dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap risiko kesehatan yang diakibatkan oleh perubahan iklim,” papar Dr Rina.
Dia menambahkan, sektor kesehatan perlu lebih siap dalam menghadapi dampak dari perubahan iklim, salah satunya dengan memahami perubahan iklim dan dampaknya pada kesehatan masyarakat.
Untuk itu, dibutuhkan pengumpulan dan interpretasi data sebagai bahan masukan untuk kebijakan dan strategi adaptasi perubahan iklim.
Namun, pengumpulan, kualitas dan interpretasi data menjadi tantangan tersendiri.
“Karenanya, penelitian yang dilakukan mengembangkan sebuah Dashboard CORE-STEP untuk mendukung sistem layanan kesehatan dengan menyajikan visualisasi data, seperti sejarah kejadian bencana, tren penyakit yang sensitif iklim, upaya adaptasi masyarakat dan kapasitas layanan kesehatan,” jelasnya.
Hasil penelitian yang dipaparkan Dr Oktari ini merupakan bagian dari riset kolaborasi internasional antara Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala dan School of Medicine and Dentistry, Griffith University yang didanai oleh Pemerintah Australia melalui KONEKSI.
Riset ini juga melibatkan berbagai lembaga lainnya termasuk Kementerian Kesehatan, ICLEI, CARI!, Universitas Mataram, Universitas Pattimura dan Yayasan LAPPAN. Riset ini dilaksanakan di Kota Banda Aceh, Mataram, Ambon sejak 2023.