INFOACEH.NET, BANDA ACEH — Kepala SMKN 2 Meulaboh, Tarmidhi terpilih sebagai Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Provinsi Aceh periode 2024-2028.
Pemilihan Ketua MKKS SMK Provinsi Aceh berlangsung di aula Dinas Pendidikan Aceh pada Jum’at, 1 Juni 2024 dan diikuti perwakilan MKKS dari berbagai SMK di seluruh kabupaten/kota se-Aceh.
Ketua Steering Commitee M. Yusuf, Ahad (2/6/2024) menjelaskan, pemilihan ketua MKKS tersebut diberi mandat oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh agar melaksanakan musyawarah besar secara demokratis.
Dalam proses pemilihan, Tarmidhi meraih dukungan sebanyak 14 suara, mengungguli calon lainnya, Hajarussalam MPd (Kepala SMKN 1 Takengon), yang hanya memperoleh 7 suara.
Awalnya, Kepala SMK Negeri PP Saree Aceh Besar Muhammad Amin, juga ikut mencalonkan diri, namun kemudian mengundurkan diri dari pemilihan.
Tarmidhi akan menggantikan Ketua MKKS SMK sebelumnya, Baihaqi MPd yang telah menyelesaikan masa jabatannya.
Sebagai Ketua MKKS SMK Provinsi Aceh yang yang baru, Tarmidhi memiliki tanggung jawab untuk memperkuat kolaborasi antara SMK di Aceh, meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, dan memastikan siswa-siswi SMK siap menghadapi dunia kerja.
Kegiatan pemilihan ketua MKKS SMK Provinsi Aceh dibuka oleh Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Aceh Asbaruddin.
Dalam sambutannya, Asbaruddin berharap MKKS SMK Aceh menjadi wadah efektif untuk mengembangkan pendidikan vokasi di Aceh.
“Tujuannya agar pendidikan vokasi semakin baik dan memiliki daya saing yang tinggi,” kata Asbar.
Menurut Asbar, kerja sama antara SMK dan dunia usaha/industri memiliki dampak positif yang signifikan pada kesiapan lulusan.
“Kerja sama ini memungkinkan penyelarasan kurikulum SMK dengan kebutuhan sektor industri, dengan demikian siswa dilatih dengan keterampilan yang relevan dan siap menghadapi dunia kerja,” ujarnya.
Selain itu sebut Asbar, magang dan praktik kerja di lingkungan nyata memberikan pengalaman praktis yang tak ternilai bagi siswa.
Melalui magang, mereka memperkuat keterampilan dan memahami dinamika industri secara lebih mendalam.
Asbar melanjutkan, pelatihan oleh praktisi industri juga menjadi bagian penting dari kolaborasi ini. Siswa memahami proses kerja, teknologi terkini, dan praktik terbaik.
“Pelatihan ini juga memperkaya wawasan siswa tentang dunia kerja dan membantu mereka mengembangkan jaringan profesional,” tutur Asbar.
Ia menambahkan, selain keterampilan teknis, lulusan SMK juga perlu memiliki soft skills seperti komunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan. Kolaborasi dengan industri memungkinkan siswa mengasah soft skills ini melalui situasi nyata di tempat kerja.
Terakhir kata Asbar, pemetaan karir dan peluang kerja yang diberikan oleh industri membantu SMK mempersiapkan siswa untuk bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan potensi mereka.
Dengan pemahaman ini, lulusan SMK lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja. (RED)
Editor:
Muhammad Saman