Infoacehnet

Portal Berita dan Informasi Aceh

USK Tambah Enam Profesor, Total 52 Guru Besar Dikukuhkan Sepanjang 2023

Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas mengukuhkan enam profesor baru yang merupakan para pakar dari berbagai bidang keilmuan, Selasa (19/12)

BANDA ACEH — Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas mengukuhkan enam profesor baru yang merupakan para pakar dari berbagai bidang keilmuan.

Pengukuhan dipimpin Ketua SAU, Prof Dr Abubakar Karim MSi di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Selasa (19/12/2023).

Enam profesor baru tersebut adalah Prof Dr dr M Yani MKes PKK SpKKLP, Prof Dr Nazli SSi MSi, Prof Dr Sofyan A Gani MA, Prof Dr Wildan MPd, Prof Dr Nur Fadli SPi MSc dan Prof Dr Muslim SE MBA.

“Hingga penghujung tahun ini, USK telah mengukuhkan 52 profesor. Alhamdulillah enam orang di antaranya kita kukuhkan hari ini. Dan enam profesor lainnya, Insya Allah akan dikukuhkan esok hari (Rabu, 20 Desember 2023),” kata Rektor USK Prof Dr Ir Marwan.

Pihaknya berharap, para profesor di USK, mampu mengangkat martabat kampus berjuluk Jantong Hate Rakyat Aceh ini, serta Indonesia di pentas dunia melalui kepakaran mereka masing-masing.

Termasuk yang dikukuhkan hari ini. Salah satunya, Prof Dr dr M Yani MKes PKK SpKKLP, yang selama ini telah memberi perhatian serius terhadap pelayanan kesehatan pada pelaksanaan Jaminan Kesehatan Aceh (JKA).

“Keterlibatan Prof Yani terhadap layanan kesehatan JKA ini bukan hanya terkait menginisiasi program ini, tapi juga mengevaluasi serta meneliti equity atau pemerataan layanan kesehatan dalam pelaksanaan JKA di Aceh,” sebut Rektor.

Program JKA diluncurkan pada tahun 2010 dan telah menjangkau sebanyak 3,8 juta dari 4,8 juta penduduk Aceh. Di mana saat itu, pegawai negeri dan pegawai swasta telah terlebih dulu memiliki jaminan kesehatan seperti Askes dan Jamsostek.

Kala itu, Aceh berhasil menjadi provinsi pertama di Indonesia yang mencapai Universal Coverage dalam jaminan kesehatan.

Dalam kajiannya, Prof Yani tidak hanya menemukan beberapa keunggulan JKA. Tapi beliau, juga menemukan beberapa kelemahan JKA yang perlu untuk dievaluasi bersama. Untuk itu, kajian Prof Yani ini perlu segera ditindaklanjuti khususnya bagi pemangku kebijakan.

Kemudian, Prof Dr Nazli SSi MSi dengan kepakarannya di bidang ilmu geofisika, yang mengkaji kontribusi geofisika eksplorasi dalam kajian arkeologi dan mitigasi bencana.

Ia menggunakan salah satu metode geofisika untuk pemetaan arkeologi dan mitigasi bencana, yaitu metode elektromagnetik khususnya elektromagnetik plane wave.

Melalui risetnya, Prof Nazli berhasil menemukan bukti-bukti ilmiah terkait peristiwa gempa purba khususnya yang terjadi di Aceh. Salah satu temuan pentingnya, keberadaan sesar Sumatera Segmen Seulimuem yang melintasi sisi barat Gunung Api Seulawah.

“Selain itu, Prof Nazli berhasil mengkaji rekaman tsunami purba di sepanjang pantai Banda Aceh dan Aceh Besar. Salah satu lokasi yang merekam jelas tsunami purba tersebut adalah di Guha Ek Leuntie di Lhoong, Aceh Besar. Di dalam gua tersebut terendap sekitar 12 lapisan tsunami sejak 7400 tahun silam,” ungkap Marwan.

Lalu ada Prof Dr Sofyan A Gani MA yang memberikan perhatian serius terhadap upaya kelestarian lingkungan. Menurutnya, penyebab utama kerusakan lingkungan adalah perilaku manusia yang berawal dari cara berpikir jangka pendek, yang memandang sumber daya bumi itu tak terbatas.

Selain itu, kehadiran IPTEK tidak hanya membawa kemajuan tapi turut berpotensi mengancam kelestarian lingkungan.

“Prof Sofyan berupaya mewujudkan tujuan dasar dari pendidikan lingkungan itu sendiri, yaitu bagaimana membuat individu dan masyarakat memahami sifat kompleks alam dan lingkungan, serta memahami bentuk dari pembangunan berkelanjutan,” ujar rektor.

Marwan meyakini kajian Prof Sofyan ini sangatlah penting ditindaklanjuti khususnya dalam merumuskan kembali kurikulum pendidikan, sehingga proses pendidikan mampu menumbuhkan kesadaran bagi peserta didik tentang pentingnya kelestarian lingkungan.

Selanjutnya ada Prof Dr Wildan MPd yang mendedikasikan hidupnya untuk pemerkasaan kajian sastra, khususnya di perguruan tinggi, yang diarahkan untuk menggali kearifan lokal Aceh. Kajian terhadap sastra ini sangat penting karena tidak hanya mengkaji struktur karya sastra itu sendiri.

Tapi turut mengkaji aspek-aspek sosial budaya yang melatarbelakangi lahirnya sastra tersebut. Karya-karya sastrawan Aceh, adalah pengemban pesan mengenai peradaban Aceh dalam segala aspek kehidupan.

“Melalui kajiannya, Prof Wildan berhasil menemukan berbagai kearifan lokal Aceh yang tersembunyi dalam karya-karya sastrawan Aceh. Misalnya, pada syair doda idi yang ditemukan sejumlah sapaan metafora yang menggambarkan kearifan lokal masyarakat Aceh berupa nilai-nilai kasih sayang, penghargaan, pujian termasuk pula doa orang tua kepada anaknya,” jelas rektor.

Nilai-nilai kearifan lokal ini juga ditemukan pada novel-novel karya sastrawan Aceh. Misalnya dalam novel-novel karangan Prof Ali Hasjmy, di antaranya berjudul Melalui Jalan Raya Dunia (1938), Bermandi Cahaya Bulan (1939), Meurah Djohan (1976), dan Tanah Merah (1976). Semua karya tersebut menyuarakan doktrin nasionalisme.

Profesor selanjutnya yang kepakarannya patut dibanggakan adalah Prof Dr Nur Fadli SPi MSc di bidang Biologi Laut. Prof Nur Fadli meneliti pemanfaatan teknologi molekuler untuk mendukung konservasi di sektor perikanan dan kelautan.

Salah satu pendekatan yang digunakan dalam kajiannya adalah melalui eDNA, yaitu sebuah metode baru untuk menilai keanekaragaman hayati di mana sampel diambil dari lingkungan melalui air, sedimen atau udara tempat DNA diekstraksi.

Dari data ini, keberadaan spesies dapat ditentukan, dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan dapat dinilai.

“Pendekatan molekuler juga terbukti efisien dalam mengidentifikasi produk ikan yang diberi label salah secara global. Sejumlah penelitian mendeteksi adanya substitusi spesies yang bernilai tinggi, dengan spesies yang lebih murah dalam produk olahan ikan. Substitusi produk olahan ini sulit dideteksi karena karakter morfologinya hilang selama pemrosesan,” tutur Prof Marwan.

Profesor terakhir yang dikukuhkan hari ini adalah Prof Dr Muslim SE MBA yang selama ini dikenal dengan kepakarannya di bidang Ilmu Manajemen. Prof Muslim, mengkaji transformasi kinerja perbankan di Indonesia melalui kepemimpinan wirausaha dan berorientasi pasar.

“Dalam kajiannya ini, Prof Muslim berupaya menginvestigasi bagaimana kepemimpinan wirausaha mendorong orientasi pasar, inovasi bank, dan kinerja bank. Dirinya kemudian menemukan, ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan wirausaha dalam mendorong semua variable tersebut,” bebernya.

Prof Muslim mengkaji bagaimana orientasi pasar berkontribusi terhadap orientasi merek, inovasi bank, dan kinerja bank. Hasil risetnya menunjukkan, kinerja bank dipengaruhi dua dimensi orientasi pasar, yaitu orientasi pelanggan dan pesaing. Lalu diikuti orientasi merek dan inovasi bank. (IA)

Lainnya

MAKI soal Vonis Ringan Korupsi APD Covid: Hukuman Mati, Hakim Disanksi
Legalisasi Kasino Disebut Bisa Tutup Utang RI
Ilustrasi pajak.
Natalius Pigai: Dua Distrik Kosong, 60 Ribu Warga Papua Tengah Mengungsi Akibat Konflik Bersenjata
Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) menggelar penyembelihan 15 ekor hewan kurban
PKS
Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman
Komisi VI DPR Segera Panggil PT Antam Terkait Tambang Nikel di Raja Ampat
Balon Udara Raksasa Berisi Petasan Jatuh di Rumah Warga Ponorogo
KBRI Tokyo gelar Festival Hari Persahabatan Internasional
Gaza Digempur Israel Saat Iduladha, 38 Warga Tewas
Anggota Timwas Haji DPR RI asal Aceh Muslim Ayub
Seorang Anak Tega Melempar Pot ke Ibu Kandung Gegara Tak Dikasih Uang
Titiek Soeharto, putri Presiden ke-2 RI sekaligus Ketua Komisi IV DPR RI
Deddy_Corbuzier,_Netmediatama,_03.38
Program Prabowo Makin Lancar Jika PDIP Gabung Koalisi
Penanganan pohon tumbang di jalan nasional Banda Aceh-Medan, Gampong Sibreh Keumude I dan Gampong Reuhat Tuha, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar, Sabtu (7/6). (Foto: Dok. BPBD ACEH BESAR)
Enable Notifications OK No thanks