Aceh Sedang Sakit, Mencari Sosok Pemimpin yang Mampu Menyembuhkan
Ini perlu dipastikan di awal, karena ini menjadi dilema yang memang sedang dihadapi Aceh hari ini. Setiap periodisasi pemimpin, Aceh selalu masuk rumah sakit.
Perlu juga dicatat, provinsi ini pernah dipimpin oleh orang-orang hebat yang benar-benar berkarakter Aceh (ketika berada di Aceh) dan begitu santun ketika berada di Jawa.
Ketiga sosok itu adalah Prof Ali Hasjmy, Muzakkir Walad dan Ibrahim Hasan. Mereka adalah orang-orang yang sangat dekat dengan rakyat karena mereka bicara dengan bahasa rakyat (Aceh).
Tetapi ketika ada kepentingan yang lebih besar dengan Pemerintah Pusat, mereka berubah menjadi sosok yang sangat lembut dan santun, sehingga apapun yang mereka minta tidak ada hambatan.
Bukan meminta dengan karakter Aceh pungoe yang malah akan jadi cemoohan.
Ketiga sosok pemimpin Aceh masa lalu itu—A. Hasjmy, Muzakkir Walad, Ibrahim Hasan—juga punya hubungan (kedekatan) dengan presiden maupun lingkaran kekuasaan.
Karenanya tak ada yang berani macam-macam ketika gubernurnya membuat kebijakan. Semuanya pasti mendukung. Itu karena gubernurnya cerdas dan memiliki kedekatan ke atas.
Prof Husni Jalil (Guru Besar Bidang Hukum Tata Negara USK) mengatakan, Aceh memiliki segudang permasalahan dan tantangan yang harus segera dicarikan solusi pasca Pilkada 2024 selesai.
Di antara persoalan itu soal dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh yang akan segera berakhir, kemudian terkait Revisi Undang-Undang Nomor 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) yang dinilai stagnan.
Juga persoalan kemiskinan yang terjadi hampir di semua daerah hingga persoalan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hanya sebesar 18,6 persen dari tahun 2018-2022 sehingga membuat Aceh benar-benar harus mengemis anggaran ke pemerintah pusat.
Dengan banyaknya persoalan Aceh seperti ini, maka calon pemimpin yang memutuskan maju Pilkada 2024 jangan membayangkan bahwa saat dia menjabat nanti dia akan duduk manis di bangku gubernur, tetapi dia harus bekerja keras untuk mencapai tujuan dari pemerintahan daerah itu sendiri yakni mensejahterakan rakyat.