Jokowi Ogah Pimpin PPP: “Saya di PSI Saja Lah”
Infoaceh.net — Presiden ke-7 RI Joko Widodo secara gamblang menyatakan lebih memilih bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang masuk dalam bursa calon ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pernyataan ini dilontarkan Jokowi usai melaksanakan Salat Idul Adha di Kota Solo, Jumat (6/6).
Jokowi menyebut PPP sudah memiliki banyak calon potensial untuk mengisi posisi ketua umum, sementara dirinya lebih nyaman berada di PSI.
“Enggak lah. Di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang punya kapasitas, kapabilitas, punya kompetensi,” ujar Jokowi kepada awak media. “Saya di PSI saja lah,” tambahnya sambil tersenyum.
Pernyataan Jokowi ini langsung ditanggapi Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman. Ia menyatakan PSI membuka pintu selebar-lebarnya untuk Jokowi jika ingin menjadi kader, bahkan mencalonkan diri sebagai ketua umum. “Seluruh kader dan pengurus PSI siap menyambut Pak Jokowi jika bergabung dengan PSI. Bagaimanapun, PSI adalah rumah Pak Jokowi. Pintu kami terbuka selebar-lebarnya untuk beliau,” ujar Andy, Senin (9/6).
Andy menambahkan bahwa PSI sejak awal memang dibentuk untuk mendukung dan melanjutkan perjuangan politik Jokowi. Karena itu, jika Jokowi hendak masuk ke dalam struktur partai, apalagi sebagai ketua umum, maka itu akan disambut dengan tangan terbuka. “Kami akan terus memperjuangkan apa yang menjadi visi-misi Pak Jokowi tentang kemajuan Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, PPP mengaku tak ambil pusing dengan pernyataan Jokowi yang enggan bergabung dengan partai berlambang Ka’bah tersebut. Juru Bicara PPP Usman Tokan menyebut bahwa Jokowi tentu memahami kultur politik di tiap partai, termasuk di PPP. “Kami sangat menghargai sikap politik Pak Jokowi. Beliau sebagai mantan Presiden RI dua periode tentu paham betul budaya politik partai-partai di Indonesia, termasuk terhadap PPP,” kata Usman, Senin (9/6).
Menurut Usman, sebaiknya Jokowi memilih jalan sebagai negarawan setelah lengser dari jabatan presiden. Namun ia tetap menghormati keputusan Jokowi untuk merapat ke PSI jika itu dianggapnya lebih cocok. Meski begitu, ia menyindir kondisi politik keluarga Jokowi yang kini tersebar di berbagai partai. “Dalam konteks etika dan moral politik, itu sesuatu yang bagus. Masa bapak di partai A, lalu anak di partai B, kemudian mantu atau cucu di partai C. Itu sesuatu yang incredible,” cetusnya.
Usman menyampaikan bahwa PPP saat ini tengah fokus melakukan pembenahan internal menjelang Muktamar pemilihan ketua umum pada September mendatang. Sosok yang akan dipilih, menurutnya, harus kuat seperti Umar bin Khattab dan dekat dengan kalangan ulama serta umaroh. “Ketum PPP ke depan harus mampu mendongkrak kekuatan partai,” ujarnya.
Di sisi lain, PSI juga tengah bersiap menggelar Kongres tahun ini, meski ketua umumnya, Kaesang Pangarep, baru menjabat sejak 2024. Nama Jokowi pun ikut terseret dalam dinamika dua partai tersebut. Di PPP, ia sempat disebut mendukung Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebagai calon ketum. Namun di PSI, relawan justru meyakini Jokowi tidak akan benar-benar masuk.
“Saya meyakini bahwa 99,9 persen Pak Jokowi enggak akan masuk ke PSI,” kata Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina.
Meskipun berbagai spekulasi terus bermunculan, Jokowi sendiri belum memberikan pernyataan lanjutan terkait kemungkinan dirinya masuk ke PSI secara resmi. Namun pernyataannya soal “saya di PSI saja lah” cukup memberi sinyal kuat bahwa arah politiknya pasca presiden makin terang benderang.