Pendidikan Kunci Entaskan Kemiskinan: Gus Imin dan DPR Soroti Peran Strategis Pesantren
JAKARTA, Infoaceh.net – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Imin), kembali menekankan peran penting pendidikan dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Dalam dialog terbuka di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (19/6/2025), Gus Imin secara khusus menyoroti potensi besar lembaga pendidikan seperti pondok pesantren.
Pernyataan tersebut mendapat dukungan penuh dari Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanul Haq (Kiai Maman). Menurutnya, pendidikan adalah pintu masuk utama dalam pemberdayaan masyarakat, dan pesantren memiliki potensi besar sebagai salah satu motor penggeraknya.
“Pernyataan Gus Imin menunjukkan komitmen dan keberpihakan pemerintah terhadap upaya pengentasan kemiskinan. Kami melihat pesantren memiliki peran strategis dalam memberdayakan ekonomi masyarakat, terutama di akar rumput,” ujar Kiai Maman.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan Indonesia per September 2024 tercatat sebesar 8,57 persen atau sekitar 24,06 juta jiwa. Pemerintah menargetkan angka tersebut dapat turun signifikan menjadi 4,5 persen pada 2029. Kiai Maman optimistis target tersebut dapat tercapai dengan melibatkan peran pesantren.
“Pesantren adalah laboratorium pemberdayaan bangsa. Santri tidak hanya belajar agama, tapi juga dibekali keterampilan dan nilai-nilai kemandirian yang siap diterapkan di masyarakat,” tambahnya.
Hingga tahun 2024, tercatat 41.220 pesantren di seluruh Indonesia berdasarkan data Kementerian Agama—mengalami peningkatan lebih dari 11 ribu sejak Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren disahkan.
UU Pesantren tersebut menjadi landasan hukum yang mengatur fungsi pesantren dalam pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Selain menjamin kesetaraan mutu pendidikan dan akses lulusan, UU ini juga memberikan dasar bagi pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung pengembangan pesantren secara kelembagaan.
Kiai Maman menambahkan bahwa ekosistem kewirausahaan di lingkungan pesantren terbukti mampu mencetak santri yang kompeten dan berdaya saing.
“Santri dibekali pelatihan, pendidikan karakter, serta peningkatan kapasitas SDM. Saat kembali ke tengah masyarakat, mereka menjadi penggerak ekonomi di level terkecil, yaitu keluarga,” ujarnya.
Menurutnya, keluarga adalah unit paling dasar dalam masyarakat yang menjadi kunci dalam memutus mata rantai kemiskinan. “Melalui pesantren, target pengurangan kemiskinan yang dicanangkan pemerintah, insyaallah dapat tercapai,” tutupnya.