PSI Umumkan 3 Caketum, Jokowi Tak Daftar tapi “Saya di PSI Saja Lah” Picu Spekulasi Politik
Infoaceh.net – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memastikan Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi tidak mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum (caketum) dalam Kongres PSI yang dijadwalkan digelar Juli 2025.
Meski demikian, pernyataan Jokowi yang sempat berkata, “Saya di PSI saja lah,” memunculkan spekulasi bahwa sang mantan presiden akan bergabung secara resmi ke partai yang didirikan untuk mendukungnya itu.
Ketua Steering Committee Kongres PSI, Andy Budiman menyatakan bahwa opsi bagi Jokowi bergabung sebagai kader masih terbuka lebar. “Terkait dengan gabung sebagai anggota itu masih terbuka opsinya. Jadi sekali lagi ini kita kembalikan kepada Pak Jokowi,” ujarnya di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2025).
Andy juga menegaskan bahwa keputusan Jokowi tak mencalonkan diri sebagai Ketum tak mengubah pandangan PSI terhadapnya. “Pak Jokowi tetap kami hormati. Beliau mentor dan inspirasi kami dalam membangun Indonesia,” katanya.
Andy menepis anggapan bahwa kondisi kesehatan Jokowi—yang dikabarkan mengalami peradangan akibat alergi—menjadi alasan tidak mendaftar. “Tidak ada kaitan dengan kesehatan. Beliau sedang masa pemulihan dan sehat-sehat saja,” imbuhnya.
3 Caketum Resmi Diumumkan
PSI telah mengumumkan tiga nama yang lolos verifikasi sebagai calon ketua umum:
-
Nomor urut 1: Ronald A. Sinaga (6 DPW, 36 DPD)
-
Nomor urut 2: Kaesang Pangarep (10 DPW, 78 DPD)
-
Nomor urut 3: Agus Mulyono Herlambang (6 DPW, 24 DPD)
Putra bungsu Jokowi, Kaesang, mendapat dukungan terbanyak dan menjadi kandidat kuat untuk melanjutkan kepemimpinan PSI. Seluruh calon akan berkompetisi dalam Pemilu Raya PSI yang berlangsung 12–19 Juli 2025 melalui sistem e-voting, dan hasilnya diumumkan pada Kongres PSI 19 Juli di Solo.
“Ini sistem pemilihan modern, efisien, dan super terbuka. Setiap kader punya satu suara,” ujar Andy.
Sebelumnya, Jokowi sempat melontarkan gagasan soal “Partai Super Terbuka (Tbk)”, yakni partai politik modern yang ketua umumnya dipilih langsung oleh seluruh anggota. PSI disebut sudah mengakomodasi gagasan tersebut.
“Partai Super Tbk adalah partai milik bersama. Pemilihan ketua harus terbuka. Dan PSI sudah menerapkannya,” kata Jokowi pada 5 Maret 2025 lalu.
Gagasan ini disambut hangat oleh elite PSI. “Masukan Pak Jokowi soal partai super terbuka langsung kami jadikan dasar sistem Pemilu Raya,” kata Andy.
Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman menegaskan partainya siap menerima Jokowi kapan pun ingin bergabung. “Sejak awal PSI adalah rumah politik bagi Pak Jokowi,” ujarnya pada 8 Juni 2025.
Pernyataan Jokowi yang menolak pencalonan Ketum PPP dan menyebut banyak tokoh PPP yang lebih layak, juga memperkuat sinyal arah politiknya. “Saya di PSI saja lah,” ucap Jokowi kala itu.
Bila Jokowi benar-benar masuk PSI, pengamat menyebut langkah tersebut bisa mengubah konstelasi politik nasional menjelang Pemilu 2029. PSI akan menjadi kendaraan politik yang jauh lebih relevan dan kuat dengan Jokowi sebagai figur sentral di dalamnya.
Sistem e-voting yang digunakan PSI terinspirasi dari berbagai partai progresif di dunia seperti Podemos di Spanyol dan Five Star Movement di Italia. Model pemilihan ini diklaim memberikan ruang lebih luas bagi partisipasi kader.
“Pemilu Raya ini adalah sejarah baru. Kami ingin menunjukkan bahwa partai politik bisa modern, bisa terbuka, dan bisa milik semua,” kata Andy.
Dengan tiga kandidat resmi dan antusiasme yang tinggi dari kader, PSI tengah menyiapkan panggung penting. Yang masih jadi tanda tanya besar: Akankah Jokowi akhirnya masuk gelanggang secara resmi, atau tetap jadi mentor dari balik layar?