5 Amalan Bulan Sya’ban, Persiapan Menuju Ramadhan 2023
Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa Rasulullah SAW sungguh memperbanyak puasa di bulan ini. Para ulama menyebutkan bahwa puasa di bulan Sya’ban memang merupakan puasa sunnah, namun puasa di bulan Sya’ban memiliki peran penting untuk menutupi kekurangan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Sama halnya seperti sholat fardhu, sholat fardhu memiliki sholat sunnah rawatib, yaitu qabliyah dan ba’diyah. Sholat-sholat tersebut bisa menutupi kekurangan sholat fardhu yang dikerjakan.
Begitu pula dengan puasa Ramadhan, dia memiliki puasa sunnah di bulan Sya’ban dan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Itu mengapa orang yang memulai puasa di bulan Sya’ban nantinya tidak akan terasa berat menghadapi bulan Ramadhan.
2. Membaca Al-Qur’an
Amalan selanjutnya yang bisa dilakukan di bulan Sya’ban adalah memperbanyak membaca Al-qur’an. Sehingga ketika menghadapi bulan Ramadhan, seorang muslim akan bisa menambah lebih banyak lagi bacaan Al-Qur’an-nya. Salamah bin Kuhail rahimahullah berkata:
“Dulu dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan para qurra’ (pembaca Al-Qur’an).”
Begitu pula yang dilakukan oleh ‘Amr bin Qais rahimahullah apabila beliau memasuki bulan Sya’ban beliau menutup tokonya dan mengosongkan dirinya untuk membaca Al-Qur’an. (Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 138)
3. Mengerjakan amalan-amalan shalih
Untuk menghadapi bulan Ramadhan para ulama terdahulu membiasakan amalan-amalan shalih semenjak datangnya bulan Sya’ban sehingga nantinya mereka sudah terlatih untuk menambahkan amalan-amalan mereka ketika di bulan Ramadhan. Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah pernah mengatakan:
“Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman.” Dan dia juga mengatakan:
“Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadhan.” (Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 130)