Banda Aceh — Akademi Dakwah Indonesia (ADI) yang merupakan lembaga pendidikan binaan Dewan Dakwah Aceh bekerja sama dengan Forum Dakwah Perbatasan (FDP) mengirimkan 11 mahasiswa terbaiknya yang tergabung dalam “Kafilah Dakwah Ramadan” ke sejumlah daerah perbatasan dan pedalaman di Aceh selama Ramadan 1442 Hijriah.
Daerah tersebut diantaranya Pulau Banyak Aceh Singkil dan Aceh Tenggara. Untuk kesuksesan kegiatan, FDP menyerahkan bantuan Rp 7,7 juta, 150 kg kurma, 2 kodi kain sarung dan 20 buah mukena.
Pelepasan kafilah Dakwah Ramadan itu berlangsung di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Kamis (8/4).
Direktur ADI Aceh Dr Abizal Muhammad Yati Lc MA mengatakan Kafilah Dakwah Ramadan akan berlangsung selama 1 bulan penuh.
Kegiatan utama yang akan dilaksanakan para dai muda itu diantaranya menjadi imam salat untuk menghidupkan masjid dengan shalat berjamaah 5 waktu dan shalat taraweh, menyampaikan tausiah, khutbah Jum’at dan khutbah Idulfitri.
“Selain itu juga mengajarkan Alquran untuk semua kalangan, bimbingan dan praktek ibadah serta pembinaan mullaf,” kata Dr Abizal.
Ia menambahkan dengan program tersebut diharapkan para mahasiswa ADI itu akan menjadi da’i yang sesungguhnya. Karena selama ini mereka hanya mendapatkan pemaparan materi berupa teori.
“Mereka akan langsung berhadapan dengan masyarakat. Tentunya akan lebih banyak lagi ilmu dan pengalaman yang didapatkan,” kata Dr Abizal.
Ketua FDP dr Nurkhalis SpJp FIHA juga berpesan agar para dai kafilah dakwah tidak hanya fokus pada kegiatan di masjid saja. Tetapi juga mengunjugi rumah-rumah warga, mengajari anak-anak membaca Al-Qur’an dari rumah ke rumah, bergaul dengan orangtua dan pemuda untuk mengajak mereka ke masjid.
“Ini tugas terpuji dan mulia, mengingat masyarakat disana sangat membutuhkan dakwah untuk menuntun hidupnya,” kata Nurkhalis.
Wakil Ketua Dewan Dakwah Aceh Bismi Syamaun sangat mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan tersebut. Menurutnya ini merupakan bentuk kontribusi Dewan Dakwah Aceh membantu pemerintah dalam penguatan syariat Islam di Aceh.
Ia menambahkan saat ini di perbatasan Aceh sangat dibutuhkan dakwah. Mengingat dari segi akidah masyarakat disana masih sangat lemah dan rentan terjadi pelemahan akidah
“Selain itu untuk pemahaman agama juga demikian dan banyak juga yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Diharapkan melalui kafilah dakwah ini dapat menjawab beberapa persoalan umat perbatasan sehinga syariat Islam terlaksana secara kaffah,” pungkas Bismi. (IA)