AHY Dikecam Sopir Truk dan Buruh Logistik: Kami Dimiskinkan oleh Kebijakan Zero ODOL
Jakarta, Infoaceh.net – Gelombang penolakan terhadap kebijakan Zero ODOL (Over Dimension Over Loading) terus membesar.
Di tengah penegakan aturan yang dinilai sepihak, para sopir truk dan buruh logistik menyatakan perlawanan. Mereka merasa dijadikan kambing hitam atas kerusakan jalan dan kecelakaan lalu lintas, tanpa perlindungan apapun dari negara.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan bahwa kebijakan Zero ODOL adalah langkah penyelamatan. Ia menegaskan truk ODOL kerap menjadi penyebab kecelakaan maut dan beban kerusakan jalan nasional.
“Setiap tahun negara habiskan Rp40 triliun untuk memperbaiki jalan. Truk ODOL jadi beban,” ujar AHY usai rapat dengan Badan Anggaran DPR, Senin (7/7/2025).
Namun pernyataan ini justru menyulut reaksi keras dari kalangan buruh dan sopir.
Presiden Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), Irham Ali Saifuddin, menilai pemerintah gagal memahami realitas. “Sopir dijadikan musuh. Negara pura-pura lupa, sektor logistik menyumbang lebih dari Rp1.000 triliun untuk ekonomi nasional. Lalu siapa yang menopang distribusi pangan dan barang kalau bukan mereka?” katanya.
Irham mengingatkan, jika Zero ODOL diterapkan tanpa kesiapan, dampaknya akan menghantam kelas pekerja. “Apakah negara siap jika ini memicu PHK massal, naikkan harga barang pokok, dan picu inflasi? Ini bukan semangat Presiden Prabowo,” tegasnya.
Kritik tajam juga datang dari Ketua Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI), Ika Rostianti. Ia menyebut pemerintah bersikap arogan dan menjadikan sopir truk sebagai korban sistem.
“Siapa juga yang mau kerja taruhan nyawa? Tapi kami datang minta dilindungi, bukan disudutkan,” ucap Ika. Ia menuding pemerintah tidak hadir dalam menyusun aturan yang melibatkan suara dari bawah.
Menurutnya, sopir tak punya kuasa menolak perintah dari perusahaan untuk tetap memuat barang berlebih. “Sopir cuma disuruh. Nggak bisa nolak. Tapi yang dihukum sopir. Ini negara macam apa?” cetusnya.
Ika juga menyorot gaya komunikasi AHY yang menurutnya kering empati dan jauh dari realitas kelas pekerja. “Dia mungkin nggak pernah tahu rasanya ditangkap karena ODOL, padahal cuma jalankan perintah. Dia dari kecil kaya. Kita beli tomat Rp5.000 aja mikir, dia belanja di Ranch Market kayak beli permen,” sindirnya.
Para sopir truk di berbagai daerah mengancam akan melanjutkan aksi mogok nasional sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap menindas.