Bersahabat dengan Alquran, Bermanfaat Besar di Dunia dan Dapat Syafaat di Akhirat
BANDA ACEH — Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan Islam lainnya ialah, Ramadhan menjadi bulan pertama diturunkannya Alquran ke muka bumi.
Sebagian pendapat ulama menyebutkan, Alquran diturunkan pada malam 17 Ramadhan, atau yang disebut dengan malam Nuzulul Quran.
Sementara pandangan sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa Alquran diturunkan pada malam Lailatur Qadar.
Meski ada ikhtilaf tentang hari turunnya kitab suci umat Islam ini, namun semua ulama sepakat bahwa Alquran pertama sekali diturunkan pada bulan Ramadhan.
Maka dari itu, sudah sepatutnya bulan Ramadhan ini dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk lebih dekat dengan Alquran.
Sebab, menjadi sahabat Alquran bukan hanya memberikan syafaat bagi kita umat Islam di akhirat kelak, tapi juga mendatangkan hikmah semasa hidup di dunia.
Demikian inti dari penuturan
Direktur Dayah Darul Qur’an Aceh, Ustadz Hajarul Akbar Al Hafizh MA saat mengisi tausyiah Ramadhan dengan tema “Bersahabat dengan Alquran di Bulan Ramadhan” dalam acara Serambi Spiritual di studio Serambi FM, Jum’at (30/4).
Tausyiah Ramadhan 1442 Hijriah dalam program Serambi Spritual bekerja sama antara Serambi FM dengan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).
Program Serambi Spritual ini menghadirkan para ulama dan ustaz terkemuka yang mengasuh pengajian rutin KWPSI.
Disampaikan Ustadz Hajarul Akbar, pada dasarnya, bulan Ramadhan menjadi istimewa bukan karena ibadah puasa yang diwajibkan pada bulan ini.
Sebab, kewajiban berpuasa memang sudah ada sejak zaman dahulu, seperti disebutkan dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
“Jadi apa yang terjadi (di bulan Ramadhan)? Kalau kita lihat dalam ayat 184 (Surah Al Baqarah) masih penjelasan tentang puasa. Muncul pada ayat 185, apa yang terjadi? Syahrul Ramadhanal Ladzi unzila fiihil qur’an, hudal linnasi wa bayyinatim minal huda wal furqan,”
“Ternyata bulan Ramadhan ini disematkan ketika disebutkan bahwa Alquran turun di dalamnya,” kata Ustadz Hajarul Akbar.
Ini juga yang menjadi sebab mengapa bulan Ramadhan disebut sebagai bulan Alquran.
Maka dari itu, sudah semestinya selama bulan Ramadhan dimaksimalkan untuk lebih mendekatkan diri dan menjadi sahabat Alquran.
“Kenapa harus bersahabat? Nanti ada satu hadits, apa hadits-nya itu? Iqraul Qur’an fainnahu ya’ti yaumal qiyamati syafii’an liashhabihi,”
“Bacalah Alquran, kata Rasulullah. Nanti di akhirat itu, Alquran akan datang memberikan syafaat,” terang Ustadz Hajarul Akbar.
Hikmah Alquran tersebut, kata Ustadz Hajarul, merupakan sesuatu yang belum jamak diketahui oleh umat muslim.
Umat muslim pada umumnya hanya mengetahui akan memperoleh syafaat dari Nabi Muhammad dengan memperbanyak shalawat padanya.
Akan tetapi, kita juga bisa mendapat syafaat di hari akhirat dari Alquran, dengan sering membaca dan bersahabat dengan kalam Allah ini.
“Orang tua kita sebesar apapun pangkatnya nggak bisa memberikan syafaat pada kita di akhirat. Siapapun tidak bisa,”
“Tapi Masyaallah, ketika orang membaca Alquran, syafii’an liashhabihi, memberikan syafaat kepada sahabatnya,” ungkap Ustadz Hajarul.
Selain memberikan syafaat di akhirat, bersahabat dengan Alquran juga mendatangkan manfaat yang besar bagi kita di dunia.
Ustad Hajarul menyebutkan, orang-orang yang sering membaca Alquran sering terlihat mendapatkan hal-hal yang luar biasa.
Misalnya saja dari segi cara membaca Alquran, orang-orang yang fasih membaca tiap makhrajal huruf dan tajwidnya, ternyata bisa mempengaruhi saraf-saraf di wajah.
Sehingga kemudian akan berdampak pada kesegaran tampilan wajah.
“Orang yang menggerakkan mulut dengan haqqu tilawah (membaca Alquran sesuai tajwid) tadi dalam ayat 121 Al Baqarah, itu betul-betul mereka mendapatkan wajah yang betul-betul fresh,”
“Saya punya guru-guru juga, dari dulu itu nampaknya masih fresh selalu. Itu dengan sering sekali berinteraksi dengan Alquran,” paparnya.
Kemudian hikmah lainnya yang didapat dari Alquran di dunia yaitu dapat membuat otak semakin cerdas, khususnya bagi yang bisa menghafal Alquran.
Ustadz Hajarul menjelaskan alasan mengapa menghafal Alquran bisa membuat kecerdasan kita semakin meningkat.
Selain karena proses pengulangan menghafal yang membuat memori otak kita bekerja, itu tidak lain juga karena Alquran sendiri merupakan sebuah mukjizat.
“Ingat itu mukjizat. Ada orang baca Alquran, khatamin Alquran, taruh air saja di depannya kemudian kita minum, Itu molekulnya bisa berubah,”
“Termasuk air zam-zam, mengapa bisa paling baik? Karena itu dibawah, dekat dengan masjidil haram yang orang tawaf selalu,” tambah Ustadz Hajarul.
Dia juga menceritakan pengalamannya saat diutus oleh Indonesia mengikuti MTQ, Hafizh atau tafsir Alquran Internasional di beberapa negara seperti Kuwait, Yordania, Turki dan Maroko.
Saat berada di lingkungan tersebut, Ustadz Hajarul melihat hampir seluruh peserta yang hadir disana merupakan orang-orang yang cerdas.
Bahkan tak sedikit diantara mereka yang berporfesi di luar lingkup pendidikan agama, seperti misalnya dokter, ahli nuklir atau insinyur dalam bidang teknik lainnya.
Namun mereka juga merupakan orang-orang penghafal dan memiliki pemahaman yang baik tentang Alquran.
“Ternyata, trik-trik ini (menghafal Alquran) mereka pakai juga untuk memudahkan mereka dalam mengakses dan mendapatkan kebaikan di dunia dan juga di akhirat,”
“Jadi saya selalu menyampaikan ini setiap acara seminar saya: bukan orang cerdas yang bisa menghafal Alquran, tapi karena menghafal Alquran lah kita menjadi cerdas,” pungkasnya.