Bertaubat Sebelum Ajal Datang, Hindari Penyesalan Saat Sudah di Alam Kubur
Salah satu hadits menggambarkan hal ini dengan sangat menyentuh.
Rasulullah bersabda, ketika beliau melewati sebuah kuburan dan bertanya, “Kuburan siapa ini?” Sahabat menjawab, “Fulan bin Fulan.” Lalu Rasulullah bersabda: “Ketahuilah, dua rakaat shalat yang dulu diremehkan oleh orang ini, meskipun hanya shalat sunnah, kini lebih dia rindukan daripada seluruh kenikmatan dunia.” (HR. Thabrani).
Menurut Ustaz Aufa, hadits ini mengajarkan kita agar jangan pernah meremehkan amalan sunnah. Sering kali dalam pikiran kita tertanam bahwa sunnah itu tidak wajib, dikerjakan berpahala, ditinggalkan tidak berdosa.
Cara berpikir seperti inilah yang menyebabkan kita abai terhadap amalan-amalan sunnah.
“Jika kita mengubah mindset menjadi, sunnah adalah peluang pahala, dan meninggalkannya berarti kerugian, maka insya Allah kita akan lebih semangat mengerjakannya,” tegasnya.
Amalan sunnah akan menjadi penolong kita kelak di alam kubur. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Fushilat ayat 46: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa berbuat jahat, maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-Nya.”
Karena itu, kata Ustaz Aufa, kita harus mempertahankan amal shaleh selama hidup, karena kelak amal tersebut akan menjadi pembela kita di hadapan Allah. Terlebih setelah kita melewati bulan Ramadhan, di mana kita telah terbiasa dengan berbagai amal ibadah seperti membaca Al-Qur’an, shalat rawatib, shalat Dhuha dan sebagainya.
“Alangkah ruginya jika setelah Ramadhan kita kembali menyepelekan semua amalan itu, seolah-olah ibadah hanya untuk bulan Ramadhan saja,” pungkas Ketua LPPKS BKPRMI Aceh ini.
(Sayed M. Husen)