Infoacehnet

Portal Berita dan Informasi Aceh

Bertaubat Sebelum Ajal Datang, Hindari Penyesalan Saat Sudah di Alam Kubur

Redaksi M Saman
Ketua Ikatan Alumni Timur Tengat (IKAT) Aceh Barat Daya, Ustaz Dr Aufa Safrijal Putra Lc

Infoaceh.net, ACEH BESAR — Dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, hampir setiap insan pernah melakukan kesalahan, namun yang membedakan cara seseorang menyikapi dan memperbaiki kesalahan tersebut.

Ada kesalahan yang dapat diperbaiki dalam hitungan jam, hari, pekan, bulan, bahkan tahun. Ada pula kesalahan yang tak mungkin lagi diperbaiki, bahkan seumur hidup pun tak cukup. Karena itu, hindari penyesalan yang tiada guna.

Ketua Ikatan Alumni Timur Tengat (IKAT) Aceh Barat Daya, Ustaz Dr Aufa Safrijal Putra Lc MA menyampaikan hal itu dalam khutbah Jum’at di Masjid As-Sajidin Komplek Tanjung, Kecamatan Ingin Jaya, 26 Syawal 1446 Hijriah bertepatan dengan 25 April 2025.

Ustaz Aufa menguraikan, seseorang yang salah jalan saat menuju suatu tempat, kemungkinan besar dalam satu jam ia akan menemukan jalan yang benar. Atau seseorang yang salah menaruh bumbu saat memasak, ia bisa memperbaikinya keesokan harinya.

Ada pula yang salah makan dan harus memulihkan kesehatannya selama sepekan.

“Seorang mahasiswa yang lalai belajar dan nilainya jelek mungkin butuh satu semester untuk memperbaikinya. Bahkan, seorang pelajar yang tidak naik kelas harus menunggu setahun untuk bisa naik kelas di tahun berikutnya,” ungkapnya.

Wakil Ketua BKM Masjid Al-Hidayah Meusara Agung ini menambahkan, ada kesalahan yang hanya bisa ditebus seumur hidup, seperti kesalahan dalam memilih pasangan hidup.

Kesalahan ini hanya bisa diperbaiki jika salah satu pasangan meninggal, baru ada kesempatan memilih yang lebih baik. Semua kesalahan di atas masih bisa diperbaiki, selama masih ada waktu, kesempatan, dan kehidupan.

“Ada satu kesalahan yang tak akan pernah bisa diperbaiki, yaitu ketika seseorang wafat dalam keadaan belum bertaubat kepada Allah atau belum membawa amal kebaikan yang cukup. Ketika ajal datang, ia akan meminta kepada Allah untuk dihidupkan kembali walau sesaat, namun permintaan itu tidak akan dikabulkan,” ujarnya.

Ustaz Aufa menjelaskan, banyak ayat dan hadits menjelaskan tentang penyesalan orang-orang yang lalai dari amal shaleh selama hidup di dunia. Mereka meminta penundaan waktu hanya bisa melakukan satu amal, tetapi semuanya sudah terlambat.

Salah satu hadits menggambarkan hal ini dengan sangat menyentuh.

Rasulullah bersabda, ketika beliau melewati sebuah kuburan dan bertanya, “Kuburan siapa ini?” Sahabat menjawab, “Fulan bin Fulan.” Lalu Rasulullah bersabda: “Ketahuilah, dua rakaat shalat yang dulu diremehkan oleh orang ini, meskipun hanya shalat sunnah, kini lebih dia rindukan daripada seluruh kenikmatan dunia.” (HR. Thabrani).

Menurut Ustaz Aufa, hadits ini mengajarkan kita agar jangan pernah meremehkan amalan sunnah. Sering kali dalam pikiran kita tertanam bahwa sunnah itu tidak wajib, dikerjakan berpahala, ditinggalkan tidak berdosa.

Cara berpikir seperti inilah yang menyebabkan kita abai terhadap amalan-amalan sunnah.

“Jika kita mengubah mindset menjadi, sunnah adalah peluang pahala, dan meninggalkannya berarti kerugian, maka insya Allah kita akan lebih semangat mengerjakannya,” tegasnya.

Amalan sunnah akan menjadi penolong kita kelak di alam kubur. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Fushilat ayat 46: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa berbuat jahat, maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-Nya.”

Karena itu, kata Ustaz Aufa, kita harus mempertahankan amal shaleh selama hidup, karena kelak amal tersebut akan menjadi pembela kita di hadapan Allah. Terlebih setelah kita melewati bulan Ramadhan, di mana kita telah terbiasa dengan berbagai amal ibadah seperti membaca Al-Qur’an, shalat rawatib, shalat Dhuha dan sebagainya.

“Alangkah ruginya jika setelah Ramadhan kita kembali menyepelekan semua amalan itu, seolah-olah ibadah hanya untuk bulan Ramadhan saja,” pungkas Ketua LPPKS BKPRMI Aceh ini.
(Sayed M. Husen)

Lainnya

Exit mobile version