Hijriah: Kalender Umat Islam yang Penuh Sejarah dan Hikmah
4. Rabi’uts Tsani (Rabi’ul Akhir) Bulan ini mengikuti Rabi’ul Awwal, dan namanya masih merujuk pada musim semi. Ada yang menyebutnya sebagai pertengahan atau inti dari musim semi dalam penanggalan masyarakat Arab.
5. Jumadil Awwal “Jumadi” merujuk pada musim dingin. Pada bulan ini, air diyakini membeku karena suhu ekstrem. Hal ini mencerminkan kondisi alam di sebagian wilayah Arab.
6. Jumadits Tsani (Jumadil Akhir) Seperti bulan sebelumnya, nama bulan ini juga merujuk pada musim dingin yang berkepanjangan. Kata “jumad” berarti beku, menandakan kondisi dingin yang ekstrem.
7. Rajab termasuk bulan haram dalam Islam. Nama ini berasal dari kata “tarjib” yang berarti menghormati atau mengagungkan. Pada bulan ini, masyarakat Arab menghentikan peperangan sebagai bentuk penghormatan.
8. Sya’ban  berasal dari kata “sya’aba” yang berarti berpencar. Pada bulan ini, masyarakat Arab berpencar untuk mencari air atau melakukan perjalanan. Bulan ini berada di antara dua bulan mulia, yakni Rajab dan Ramadan.
9. Ramadhan berasal dari kata “ramadha” yang berarti panas yang membakar. Bulan ini sering bertepatan dengan musim panas. Dalam Islam, Ramadhan adalah bulan suci di mana umat Muslim menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.
10. Syawwal berasal dari kata “syawwala” yang berarti naik atau meninggi. Salah satu penafsiran menyebutkan gerakan ekor unta saat musim kawin. Di masa Jahiliyah, bulan ini dianggap sial untuk menikah, namun Islam membatalkan kepercayaan ini.
11. Dzul Qa’dah Nama ini berarti “bulan duduk” karena masyarakat Arab dahulu berhenti berperang dan berpergian jauh, sebagai persiapan menjelang haji. Bulan ini juga termasuk salah satu dari bulan haram.
12. Dzul Hijjah  berarti “bulan haji” karena pelaksanaan ibadah haji terjadi di bulan ini. Bulan ini juga termasuk bulan haram, dan menjadi penutup rangkaian tiga bulan haji: Syawwal, Dzul Qa’dah, dan Dzul Hijjah.
Melalui pemahaman tentang asal usul nama-nama bulan Hijriah, umat Islam diharapkan dapat lebih menghargai makna historis dan spiritual dari kalender yang menjadi pedoman dalam menjalankan syariat agama.