Hindari Saling Serang dan Mencela di Media Sosial
Kedua, tidak berdusta. Berdusta adalah mengatakan sesuatu tanpa kebenaran di dalamnya. Berdusta atau kadzab merupakan sifat yang tercela dan besar bahayanya.
Allah berfirman, “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS. An-Nahl:105)
Ketiga, tidak meng ghibah. Ghibah adalah menggunjing atau membicarakan keburukan dan aib orang lain (menggosip).
Allah berfirman, “Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah kalian suka salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya sendiri yang telah mati? Pasti kalian membencinya. Maka bertakwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih”. (QS. Al Hujurat: 12).
“Dosa ghibah tidak hanya berlaku pada yang menggunjingnya, pendengarnya pun juga akan mendapat dosa yang sama,” tegas Tgk Jamaluddin.
Dia menambahkan, keempat adalah tidak mengejek dan mencela. Melecehkan, memaki, dan saling membuka aib antara satu dengan lainnya di depan umum, baik sesama muslim maupun kepada yang non muslim sekalipun, dengan menulis di medsos, merekam, membuat video ejekan, saling berbalas, lalu di upload di medsos dan berbagai sarana media lainnya.
“Karena itu, kita harus menjaga lisan dengan baik dan disiplin, yang dalam konteks sekarang kita harus mengendalikan diri dalam mengelola media sosial, sehingga tidak memfitnah dan saling serang. Media sosial dan lisan dapat kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran,” pungkasnya. (IA)