Isra’ Mikraj dan Banyaknya Muslim Meninggalkan Shalat
Anugerah luar biasa ini tidak hanya menguatkan Rasulullah SAW dalam menyampaikan risalah Islam, tetapi juga menjadi pengingat bagi umat Islam akan kedudukan mulia Nabi Muhammad SAW yang menjadi saksi atas keagungan peran beliau sebagai pembawa ajaran kebenaran.
Tentu, perjalanan ini bukanlah rihlah biasa. Dua perjalanan agung tersebut (Isra’ dan Mikraj) dilakukan dalam satu malam, menjadikannya sebagai peristiwa yang sarat dengan makna spiritual dalam kehidupan Nabi Muhammad dan umat Islam hingga saat ini.
Kejadian ini diabadikan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surat Al-Isra ayat 1, yang menjelaskan tentang perjalanan malam Rasulullah SAW dari Masjid al-Haram di Mekkah ke Masjid al-Aqsa di Palestina.
Perintah Shalat
Dari peristiwa dahsyat ini, terdapat banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi umat Islam.
Salah satunya adalah hadiah paling istimewa yang diterima Rasulullah SAW, yaitu perintah shalat lima waktu yang menjadi rukun Islam kedua sekaligus pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim.
Namun, kenyataan saat ini banyak orang menganggap ringan meninggalkan salat. Seperti hasil survei Indonesia Moslem Report beberapa tahun lalu dan juga dikutip sejumlah media hanya 38,9% umat Islam yang secara rutin menunaikan salat. Artinya masih banyak yang belum.
Berbagai alasan sering digunakan untuk tidak melaksanakan shalat, seperti kesibukan dengan pekerjaan, main game, atau bahkan alasan klasik seperti pakaian yang tidak suci.
Padahal, sesibuk apapun aktivitas kita, waktu untuk shalat selalu ada.
Di sinilah letak keistimewaan dan hikmah dari peringatan Isra dan Mikraj. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa shalat adalah kewajiban yang harus dilaksanakan dengan penuh ketekunan, tanpa ada alasan untuk mengabaikannya.
Dalam peringatan ini, kita diajak untuk bermuhasabah, mengevaluasi sejauh mana kita menjaga kualitas salat kita, apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan benar, ataukah hanya sekadar memenuhi kewajiban tanpa kesungguhan.
Saat kita mengingat kembali perjalanan Isra’ dan Mikraj, kita harus merenungkan makna di balik peristiwa tersebut.