Istimewanya Hari Jum’at, Waktu Mustajab Allah Kabulkan Doa
ACEH BESAR – Umat Islam diharapkan agar tidak menyia-nyiakan hari Jum’at, menyempatkan diri hadir shalat Jum’at dan memperbanyak amal ibadah. Jum’at adalah hari bahagia bagi orang beriman, beramal saleh, dan tidak tertutup kemungkinan Jum’at adalah hari kiamatnya dunia.
Hal itu akan disampaikan Sekretaris Forum Imam Masjid Aceh (FIMA) Abdul Rani SSos.I MA dalam khutbah Jum’at di Masjid Jamik Buengcala, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, 19 Rajab 1444 Hijriah bertepatan 10 Februari 2023.
“Jumat adalah hari banyak keistimewaan, terlebih ada amalan khusus yaitu penyelenggaraan ibadah shalat Jum’at yang diawali dengan amalan lainnya seperti shalat sunnah, membaca Alquran dan berzikir,” katanya.
Menurut Abdul Rani, amalan lainya dapat dikerjakan seperti wirid atau berdoa hingga khatib atau imam naik atas mimbar untuk berkhutbah. Pada hari Jum’at kaum muslim diperintahkan melaksanakan shalat Jum’at bagi laki-laki di masjid.
Kasubbag Tata Usaha UPTD Pengembangan dan Pemahaman Al-Quran Dinas Syariat Islam Aceh ini menjelaskan, kewajiban shalat Jum’at telah Allah sampaikan dalam Surat Al Jumuah ayat 9-10: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi. Carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”
Abdul Rani menguraikan, ayat ini turun berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat Jum’at sebagaimana yang disampaikan Nabi Muhammad saat berkhutbah.
Dalam suatu riwayat disebutkan, kondisi kota Mekkah saat itu sedang dilanda kekeringan atau dikenal dengan penceklik, makanan pokok dimana-mana krisis, masyarakat mendambakan kebutuhan pokok seperti gandum, roti dan lainnya.
Ketika Nabi Muhammad sedang berkhutbah, tiba-tiba sampailah serombongan pedagang yang menunggangi kuda dan unta dari wilayah negeri Syam menuju ke Mekkah, dengan membawa barang dagangannya berupa makanan pokok.