Keistimewaan Puasa Kamis-Jumat-Sabtu di Bulan Muharram
oleh : Ustadz Ahmad Mursyidi
Bulan Muharram, salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam, menjadi waktu istimewa untuk memperbanyak ibadah. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk meningkatkan amalan, terutama puasa.
Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan adalah puasa selama tiga hari berturut-turut, yaitu pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu. Pahala puasa ini berlipat ganda, sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin (Beirut: Darul Fikr, Juz I, hal. 300).
مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ شَهْرٍ حَرَامِ، الخميس والجمعة والسَّبْتَ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ عِبَادَةً تِسْعِمِائَةِ عام
Artinya, “Siapa yang puasa tiga hari dari bulan Muharram, yaitu hari Kamis, Jumat, dan Sabtu, maka mencatat oleh Allah baginya tiap-tiap hari itu dalam lingkaran beribadah 900 tahun.”
Puasa pada hari Kamis dianjurkan karena pada hari itu amal manusia diangkat ke langit. Hari Jumat, sebagai penghulu segala hari, merupakan waktu paling utama dalam sepekan. Sementara itu, puasa pada hari Sabtu menyempurnakan rangkaian tiga hari berturut-turut, membentuk kebiasaan ibadah yang konsisten.
Puasa tiga hari ini menjadi bentuk mujahadah di awal tahun Hijriyah, mengawali tahun baru dengan amalan penuh berkah. Bulan Muharram, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim, adalah bulan Allah yang paling utama setelah Ramadhan.
Oleh karena itu, bagi yang mampu, sangat dianjurkan menunaikan puasa pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di bulan Muharram untuk meraih keutamaan dan keberkahan dari Allah SWT.
Terkait keutamaan hari Kamis, terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi sebagai berikut:
تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Amal perbuatan manusia diperlihatkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Aku (Rasulullah) senang jika amalku diperlihatkan (kepada Allah) dalam keadaan aku sedang berpuasa,” (HR. Tirmidzi)
Hari Kamis merupakan waktu ketika amal manusia diangkat ke hadapan Allah SWT. Rasulullah SAW berkeinginan berada dalam keadaan berpuasa saat amalnya diangkat, menunjukkan keutamaan puasa pada hari ini. Terkait keutamaan hari Jumat, terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: “Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari Jumat diciptakan Nabi Adam, dimasukkan ke surga, dikeluarkan dari surga, dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat,” (HR. Muslim).