Khutbah Jum’at di Masjid Istiqlal, Ustaz Amri Fatmi: Bernegara dengan Amanah, Tinggalkan Hipokrasi
Agama dan keyakinan lah yang hanya mampu menjadikan seseorang berakhlak secara sejati, mencetak sosok dan pribadi insani yang dekat dengan kesempurnaan.
Orang yang menjadikan keimanannya nomor dua, tidak begitu penting dalam hidupnya, nanti tindakannya yang lahir jauh dari nilai akhlak, kalau pun ada yang bernilai akhlak, tak luput dari hipokrasi yang dipenuhi standar kepentingan, maslahat dan timbang untung rugi, jauh dari nilai ruhani, kasih sayang, kepedulian dan kewajiban batin.
Keimanan dan akhlaklah yang membentuk insaniyah dan manusia yang sejati. Dengan demikian, dapat dibayangkan kalau seandainya manusia dalam hidup hanya memakai standar materi dalam bertindak, berperilaku dan berpikir, serta mengharapkan perlakuan dari orang lain dengan standar materi pula, akankah nilai akhlak dan perbuatan akhlaki akan lahir dari seseorang itu?
Dan bila adat dan perilaku kita sudah terbiasa menilai orang serta mengharap pula orang lain memberi penilai pada kita dengan standar zahir materi semata, bukankah kita sudah melucuti sisi insaniyah ruhiyyah yang berharga dalam diri kita dan dari orang lain?
Kita hidup di era arus materialisme sangat kuat mencengkeram kehidupan kita, seseorang bisa buta dengan akhlak bila ia tak memegang kuat akidah dan ajaran mulia para Nabi.
Seseorang akan hilang nilai insaniyahnya, yang tinggal hanya nilai kemanusiaan yang bersifat materialistis semata. Nilai debu, tanah liat dan lumpur. Jangan sampai arus materialism kehidupan ini meporakporandakan jiwa kita dalam hidup mulia. Terkhusus kita yang punya andil mengurus negeri ini. Megurus bangsa dan rakyat ini.
Amanah
Di antara akhlak yang paling urgen untuk merawat bangsa ini lebih baik dan sejahtera ke depan adalah akhlak amanah. Kita butuh akhlak amanah dari pangkal kaum elite sampai rakyat jelata.
Kata amanah dalam bahasa Arab merupakan bentuk mashdar, berasal dari kata kerja amina-ya’manu-amnan-wa amanatan yang artinya seputar makna aman, tentram, tenang, dan hilangnya rasa takut.
Secara masdar, amanah bermakna hak-hak yang wajib dijaga dan ditunaikan sebagaimana mestinya. (Mu’jam Alfazh Al-Quranul Karim, 1/88) mulai dari amanah agama (taklif), amanah pada jiwa, harta, nama baik dan lainnya.