Khutbah Jum’at di Masjid Istiqlal, Ustaz Amri Fatmi: Bernegara dengan Amanah, Tinggalkan Hipokrasi
Amanah secara perilaku dan akhlak bermakna sikap dan karakter seseorang yang dengan sikap itu ia mampu menunaikan kepercayaan dan harapan orang lain yang dibebankan padanya dengan sepenuhnya sesuai dengan harapan orang yang mempercayainya atau bahkan lebih baik dari harapan itu.
Amanah adalah sikap trust yang paling tinggi. Seseorang yang memiliki karakter ini disebut al-amiin. Dengan adanya sifat dan akhlak amanah ini pada seseorang, menimbulkan rasa aman, tenteram dam tenang bagi siapapun yang mempercayainya.
Nilai amanah yang luas ini disabdakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam haditsnya (artinya) : “Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu berkata, aku telah mendengar Rasulullah bersabda : “Setiap kalian adalah penjaga dan setiap kalian bertanggung jawab atas penjagaannya. Seorang penguasa di atas rakyat adalah penjaga dan bertanggung jawab atas mereka semua, laki-laki adalah penjaga terhadap keluarganya dan bertanggung jawab atas penjagaannya terhadap mereka, wanita adalah penjaga terhadap rumah suaminya dan anaknya, dan bertanggung jawab atas penjagaanya terhadap mereka, seorang pembantu adalah penjaga harta tuannya dan bertanggung jawab atas apa yang dijaganya. Sesungguhnya Setiap kalian adalah penjaga dan bertanggung jawab atas apa yang dijaga” (Muttafaqun alaihi).
Hadits ini mengambarkan makna amanah yang berupa sifat tanggungjawab seseorang terhadap apa yang diwakilkan dan dipercayakan padanya.
Dia mengetahui secara pasti bahwa nantinya dia akan bertanggungjawab terhadap semua yang dia jalani di depan Tuhannya (Al-Ghazali, Khuluqul Muslim, 40).
Inilah akhlak paling agung yang disandang oleh manusia, diajarkan para Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sejak dini. Ulama akidah sepakat bahwa seorang Nabi mesti memiliki sifat ini. Sifat amanah.
Sehingga akhlak ini menjadi indikator sempurna tidaknya iman seseorang dalam Islam. Dalam setiap khutbah, Rasulullah selalu mengingatkan sahabat akan sifat ini. Sebagaimanan dituturkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu anhu,
Artinya : Tidaklah Nabi memberi khutbah pada kami melainkan Nabi bersabda : “Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak menunaikan janji” (HR. Ahmad).