Memaknai Kekhususan Hari Jum’at
Dalam surat Ali Imran ayat 133, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyerukan para hamba-Nya untuk bersegera menjemput ampunan, yang akan mengantarkan ke surga yang telah dipersiapkan bagi para hamba Allah yang bertakwa.
Untuk menggapai ketakwaan, khususnya pada hari yang mulia hari Jum’at, ada beberapa amalan istimewa agar dilaksanakan untuk memperoleh ampunan Allah dan mengantarkan kepada ketakwaan.
Amalan-amalan yang utama itu mengacu kepada dalil yang disebutkan dalam Al Qur’an maupun hadis dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Banyak sekali keutamaan yang terdapat di hari Jum’at. Di antara amalan yang utama di hari Jum’at adalah memperbanyak doa dan munajat kepada Allah. Berdoa merupakan amalan yang disukai Allah, dan Allah menjanjikan mengabulkan setiap doa dan permohonan.
Namun, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah menyatakan bahwa pada hari Jum’at ada satu rentang waktu yang singkat, tidaklah seseorang yang memohon kepada Allah dengan sungguh-sungguh pada waktu tersebut melainkan pasti Allah akan mengabulkannya.
Demikian pula disebutkan oleh Imam al Ghazali dalam Mukhtasar Ihya’ Ulumuddin bahwa doa yang mustajab terkait dengan waktu dan tempat, maka waktu yang mustajab salah satunya adalah pada hari Jum’at. Bahkan ketika seseorang yang sedang bersujud maka doanya akan dikabulkan oleh Allah.
Sebagaimana Rasulullah menyebutkan bahwa seorang hamba dekat dengan Allah ketika sedang bersujud di dalam shalat, maka semetinya memperbanyak doa dan munajat.
Amalan lainnya yang akan mendatangkan ampunan Allah adalah memperbanyak kalimat thaiyibah atau zikir-zikir di hari yang mulia pada hari Jum’at.
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh para ulama seperti Syekh Wahbah Zuhaili yang menafsirkan bagian surat Al Kahfi yaitu al baqiyat al shalihat artinya pertinggal yang baik atau investasi yang utama adalah kalimat zikir Subhanallah wal Hamdulillah wa Lailahaillallah Allahu Akbar, yang demikian lebih utama disisi Allah baik pahala maupun ganjaran kelak di hari akhirat.
Mengenai penafsiran kata al baqiyat shalihat, pandangan Syekh Wahbah Zuhaili juga dikuatkan oleh hadits sahih yang terdapat dalam Kitab Bulughul Maram karangan Imam Ibnu Hajar al Asqalani dalam bab Zikir.
Di antara amalan yang istimewa lainnya di hari Jumat adalah membaca Al Qur’an. Karena Al Qur’an setiap hurufnya bernilai pahala di sisi Allah. Apalagi dalam sabda Rasulullah yang menganjurkan membaca surat al Kahfi, terutama bagian yang awal dari surat al Kahfi pada hari Jum’at.
Pengkhususan untuk membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at mencakup banyak hikmah. Dalam surat Al Kahfi terdapat banyak sekali pelajaran berharga dan kisah yang bisa menjadi ibrah dan pelajaran dalam kehidupan.
Di antara isi kandungan Surat Al Kahfi adalah kisah para pemuda Ashabul Kahfi yang tertidur 309 tahun untuk menyelamatkan akidah mereka dari raja yang zalim.
Adapula kisah yang menarik lainnya dalam surat Al Kahfi ialah pertemuan dua orang manusia pilihan yaitu Nabi Musa dan Nabi Khidir. Kemudian cerita berlanjut ketika Nabi Musa melihat beberapa peristiwa penting yang menjadi pembelajaran dalam hidupnya yang sangat berkesan hingga Allah abadikan kisah tersebut dalam Surat Al Kahfi.
Kisah lainnya yang sangat penting adalah tentang Kisah Iskandar Zulkarnain dengan Ya’juj dan Ma’juj yang melakukan kerusakan di atas muka bumi yang kemudian kaum Ya’juj disekat oleh Iskandar Zulkarnain dengan besi dan baja di tempat khusus dengan izin Allah.
Kisah-kisah yang terdapat dalam Surat Al Kahfi berawal dari pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada Rasulullah, pertanyaan tersebut merupakan teka-teki yang berasal dari pertanyaan dari Kaum Yahudi yang ditanyakan melalui Kafir Quraisy.
Sehingga membaca Surat al Kahfi pada hari Jum’at memiliki fadhilah yang menjadikan seseorang terbimbing dalam cahaya perlindungan dari Allah dari berbagai fitnah yang menyesatkan.
Amalan lainnya dalam menjemput karunia ampunan Allah adalah memperbanyak shalawat kepada Rasulullah. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah anjuran untuk memperbanyak shalawat kepada beliau terutama pada hari Jum’at.
Karena bershalawat kepada Rasulullah merupakan amalan yang memiliki keistimewaan yang sangat khusus. Bahkan disebutkan dalam firman Allah, bahwa Allah dan para malaikat bershalawat kepada Rasulullah, maka semestinya orang-orang yang beriman memperbanyak shalawat kepada beliau tentunya Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad.
Rasulullah pernah juga menyebutkan dalam sabdanya bahwa siapapun yang bershalawat satu kali, maka Allah akan bershalawat kepada hamba tersebut sepuluh kali, maknanya hamba tersebut akan memperoleh rahmat dan ampunan Allah.
Sehingga tidak berlebihan apabila para ulama ahli hadits menulis banyak kitab menyebutkan keutamaan berselawat kepada Rasulullah.
Di antara para ulama yang menyusun kitab khusus tentang shalawat adalah Imam Sakhawi dalam karyanya Qaulul Badi’ Fii Shalat ‘Ala Habib Syafi’, Imam Ibnu Qayyim dalam Jilaul Afham, Syekh Yusuf Nabhani, Syekh Muhammad Alawy al Maliki dan para ulama lainya. Sehingga memperbanyak shalawat merupakan sebuah amalan yang tidak perlu diragukan.
Kalau ada pintu amalan yang tertutup, maka shalawat kepada Rasulullah akan membuka pintu yang tertutup. Dan kalau ada sebuah amalan yang diperintahkan oleh Allah dan Allah melaksanakannya adalah amalan berselawat kepada Rasul-Nya.
Begitu banyak amalan yang istimewa menyangkut keistimewaan hari Jum’at, bahkan Allah menurunkan surat khusus yaitu Surat al Jumu’ah yang di dalamnya khususnya ayat 9 sampai 11 merupakan panduan bagi orang beriman untuk memaknai hari yang mulia tersebut.
Perintah Allah SWT agar bersegera menuju ke Jum’at untuk menggapai berbagai karunia yang Allah SWT titipkan di hari yang mulia itu.
Bahkan dalam implementasinya, Jum’at memiliki filosofi dan keutamaan tersendiri sebagaimana disebutkan dalam berbagai literatur terutama dalam Kitab Tafsir Rawai’ul Bayan yang ditulis ulama ahli tafsir Syekh Muhammad Ali As Sabuni yang telah menjelaskan secara mendetail berbagai keutamaan, asbab nuzul, penafsiran, dan karakteristik mengenai hari Jum’at.
Sehingga sepatutnya sebagai seorang muslim yang baik, tentunya harus menyadari betapa hari Jum’at adalah hari yang memiliki berbagai fadhilah dan keistimewaan, maka sejatinya memaknai hari yang mulia tersebut dengan berbagai amalan yang mulia seperti berdoa, membaca Al Qur’an, berzikir, berselawat dan amalan lainnya yang akan mengantarkan kepada ampunan Allah dan meraih ketakwaan. Semoga.
Penulis:
Ustadz Dr Nurkhalis Mukhtar Lc MA (Pembina Yayasan Pelita Alfusalam dan Dosen STAI Al-Washliyah Banda Aceh)