Mempertahankan Nilai-nilai Keislaman Saat PON di Aceh
INFOACEH.NET, ACEH BESAR — Sebentar lagi, perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 akan diadakan di Aceh, negeri yang dikenal khas dengan syariat Islam.
Kita patut berbangga dengan label syariah tersebut. Namun, di sini kita juga akan diuji, apakah kita akan mempertahankan nilai-nilai keislaman kita dan mempromosikannya kepada para tamu yang datang dengan cara yang anggun atau justru menjualnya demi kepentingan materi yang sesaat.
Ketua Pendidikan Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh Ustaz Husni Nazir Lc MA menyampaikan hal itu dalam khutbah Jum’at di Masjid Al-Hidayah Dusun Meusara Agung, Gampong Gue Gajah, Kecamatan Darul Imarah, 30 Agustus 2024 bertepatan dengan 25 Shafar 1446 Hijriah.
Alumni S2 Ushul Fikih, Universitas Al-Azhar Asy-Syarif ini menguraikan, ketika gelombang penyiksaan semakin meningkat, Rasulullah mengizinkan para sahabatnya berhijrah meninggalkan kota Mekah.
Delapan puluh lebih sahabat pertama-tama berhijrah ke Habasyah, kemudian pada tahun ketiga belas dari kerasulan, bahkan Rasulullah pun ikut berhijrah ke Madinah.
“Berhijrah meninggalkan tanah air bukanlah pilihan yang mudah. Beragam kesulitan telah menanti sejak keputusan hijrah diambil. Saat hijrah pertama berlangsung, untuk sampai ke Habasyah, para sahabat harus menempuh perjalanan sangat jauh dan harus membelah lautan demi mencapai tempat tujuan,” ungkapnya.
Rasulullah pernah menggambarkan rasa cintanya kepada Mekkah, tanah yang harus ditinggalkannya, dengan bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya engkau (Mekah) adalah sebaik-baik tempat di bumi, dan yang paling aku cintai. Kalaulah bukan karena umatmu mengusirku, sungguh aku tidak akan pernah pergi (dari sini).” (HR. Bukhari).
“Ungkapan ini menunjukkan hijrah ke Madinah bukanlah pilihan, melainkan suatu keharusan yang tidak dapat dihindari,” tagas Direktur Dar Imam Al-Ghazaliy Aceh ini.
Ustaz Husni Nazir menjelaskan, meskipun segala rintangan dan kesulitan meninggalkan tanah air telah jelas terlihat di depan mata Rasulullah dan para sahabat, keputusan untuk berhijrah tetap dijalankan. Selain merupakan perintah dari Allah sejarah juga memberikan pembenaran yang sangat kuat atas keputusan hijrah Nabi dan para sahabatnya.