Mempertahankan Nilai-nilai Keislaman Saat PON di Aceh
Sejarah mengajarkan, ketika manusia dihadapkan pada dua pilihan, antara mempertahankan nilai atau mengejar materi, maka pilihlah nilai. Karena nilai dapat menghasilkan materi, sedangkan materi tanpa nilai akan lenyap dengan sendirinya.
“Peradaban besar yang pernah berjaya di masa lalu, seperti Persia dan Romawi, mengalami keruntuhan ketika mereka kehilangan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Sebaliknya, kebangkitan sebuah kebudayaan selalu dimulai dengan penataan nilai yang baik, seperti munculnya peradaban Islam di Kota Madinah,” ujar Ustaz Husni Nazir.
Rasulullah meninggalkan harta benda serta sanak saudara di Mekah dan hijrah ke Madinah, karena keyakinan bahwa nilai yang diperjuangkan harus diselamatkan, meskipun harus mengorbankan banyak hal.
“Hanya berselang delapan tahun, nilai-nilai yang dipertahankan oleh Rasulullah dan para sahabatnya membuahkan hasil nyata melalui Fathu Mekah. Materi yang dikorbankan di awal akhirnya dapat diraih kembali, bahkan dalam kondisi yang lebih baik dan lebih besar,” tambahnya.
Menurut Ustaz Husni Nazir, meskipun secara kasat mata terlihat Nabi Saw mengorbankan materi dan harta benda dengan berhijrah ke Madinah, namun pada hakikatnya beliau sedang menjaga dan melindunginya untuk masa yang lebih panjang. (Sayed M. Husen)