Mengenang Ustadz Amin Chuzaini, Pelopor Tahfidz di Aceh yang Sanadnya sampai ke Rasulullah
Ia menikah dengan seorang wanita asal Aceh. Pria kelahiran Jombang, 16 Oktober 1960 ini menjadikan Aceh sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan hidup dan dakwahnya.
Tiga puluh tahun mengabdi di Serambi Mekkah, Ustadz Amin telah melahirkan ribuan hafiz dan hafizah. Aceh yang dulu tanpa wakil di Musabaqah Hifzil Qur’an (MHQ), kini mulai menunjukkan berbagai prestasi.
Beliau merupakan di antara orang pertama yang mendirikan lembaga tahfiz Al Qur’an di Serambi Mekkah. Ia terlibat langsung dalam mengasuh dan juga mendirikan sejumlah pesantren tahfiz seperti MUQ Pagar Air, Dayah Insan Qurani Aceh Besar, Sidiq Leupung Aceh Besar dan IQ Nurussalam Aceh Timur.
Bapak huffaz itu telah tiada, namun berkat keikhlasannya telah melahirkan ribuan generasi qurani yang akan menebarkan keberkahan untuk negeri tercinta.
Wakil Ketua Yayasan Dayah Insan Qurani Ustadz M Raihan SAg MH mengatakan, almarhum semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang santun, sangat sabar dalam mendidik santrinya, saat ada yang sulit menghafal Al Quran, beliau selalu memotivasi santri, sungguh sosok guru yang luar biasa, beliau memiliki kapasitas yang mumpuni dalam mengembangkan lembaga tahfiz Alquran.
Bahkan rela meninggalkan kampung halamannya untuk mengabdi di bumoe Serambi Mekkah.
“Kalau mau lihat sosok guru yang tidak pernah marah, itulah beliau, dedikasi sepenuhnya untuk pendidikan Al Qur’an. Beliau juga pernah beberapa kali terpilih sebagai dewan hakim MTQ Nasional cabang Tahfizh,” kata Raihan.
Malam itu, di akhir seminar, peneliti Sanad Muhammad Abid Muaffan turut menyerahkan hasil penelitiannya berbentuk gambar silsilah Sanad Al-Qur’an Allahummaghfirlah KH Ustadz Amin Chuzaini kepada Dayah Insan Qurani yang diterima Wakil Ketua Yayasan Dayah Insan Qurani Ustadz M Raihan SAg MH. (IA)