Rabiul Awwal Bulan Kegembiraan Umat Islam Atas Kelahiran Rasulullah
ACEH BESAR — Salah satu cara terbaik memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah dengan menghidupkan sifat-sifat terpuji yang dimiliki oleh Rasulullah atau Asy-Syamail Rasul di dalam pribadi, keluarga dan kehidupan masyarakat.
Wakil Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh Bidang Dakwah dan Penguatan Umat Ustaz Mujtahid Lc MA menyampaikan hal tersebut dalam khutbah Jum’at di Masjid Jamik Buengcala Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, pada 22 September 2023 bertepatan 6 Rabiul Awwal 1445 Hijriah.
Ustaz Mujtahid mengutip pendapat Sayyidina Ali r.a, “Rasul SAW merupakan sosok yang lapang dada, jujur perkataannya, lembut perangainya, amat mulia interaksinya, siapa yang melihatnya secara sepintas akan segan pada dirinya, namun akan sangat mencitainya jika sudah hidup bersama. Orang yang mensifati beliau mengatakan, seumur hidup saya belum pernah melihat sosok seperti beliau.”
Karena itu dapat disimpulkan, bawa Rasulullah adalah sosok yang santun, rendah hati, lapang dada, tidak tergesa-gesa, bukan pemarah, serta tidak pedendam. Beliau orang yang paling pemurah. Pemurah ini tidak identik dengan harta, tapi dapat dilihat juga dari akhlaknya, seperti suka menebar senyuman.
Rasulullah merupakan sosok paling jujur perkataannya. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut beliau perkara dusta, bahkan ketika beliau bercanda. Rasulullah juga memiliki perangai yang lembut.
Rasulullah sangat mulia dalam berinteraksi, baik dengan manusia, hewan, tumbuhan bahkan benda mati. Sampai-sampai batu batu dan gunung diketahui mencintai Rasulullah saw.
“Demikian juga, orang yang melihat Rasulullah secara sekilas, segan dengan kewibaannya, namun jika telah hidup bersama, mereka akan mencintainya,” ujarnya.
Sayyidina Ali mengatakan, “Seumur hidupku, aku tidak pernah melihat orang yang lebih mulia dari sosok baginda Rasulullah saw.”
Karena itu, urai Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, sebagai umat Nabi Muhammad hendaknya sifat-sifat mulia tersebut dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari kaum muslimin.
“Sementara bulan maulid menjadi momen untuk mengawali atau mengulang kembali nilai-nilai mulia dari sosok Nabi yang mulia, karena pada hakikatnya, para pecinta akan patuh terhadap yang ia cintai,” tegasnya.
Ustaz Mujtahid menjelaskan, bulan Rabiul Awwal merupakan bulan kegembiraan bagi umat Muslim atas kelahiran Rasulullah saw.
Sebagai wujud kesyukuran atas nikmat tersebut, maka Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk menampakkan kegembiraan sebagaimana firman Allah:
Artinya: “Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus: 58).
Para ulama kemudian menafsirkan makna nikmat yang ada pada ayat tersebut dengan ayat lain di dalam Al-Quran, artinya, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi (QS al-Anbiya: 107). Maka nikmat terbesar yang berikan kepada kita adalah Rasululullah
“Dalam mengekspresikan kebahagian, setiap daerah, suku, dan bangsa memiliki kecenderungan tertentu. Layaknya masyarakat Aceh yang mengekspresikan kebahagiaan atas kelahiran Rasululullah dengan melakukan kenduri dan pembacaan dalail khairat dan barzanji,” ungkapnya.
Hal tersebut amatlah mulia, karena miliki dasar yang kuat di dalam agama. Begitu juga dengan kecenderungan orang lain yang mengekpresikan kebahagiaannya dengan cara masing-masing.
“Intinya, semua umat muslim berbahagia dengan kelahiran Rasul sang teladan dan pada kesempatan ini kembali mengaktualkan sifat-sifat terpuji Rasulullah dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat,” pungkasnya. (IA)