Rawat Konsistensi dan Semangat Ibadah Usai Ramadhan
Hisap rokok sudah menjadi kebiasaan anak-anak remaja dan sekolah. Nongkrong di kafe-kafe bagi perempuan hingga larut malam, sebagian sambil merokok.
“Sudah ramai yang tidak bisa membaca Al-Quran, tidak bisa shalat, sabu-sabu dan narkoba semakin mudah didapatkan, judi online di berbagai pelosok negeri, di gampong, di kedai kopi, dan rumah-rumah mudah diakses, zina di kalangan muda mudi semakin ramai,” ungkapnya, prihatin.
Kita tentu patut khawatir, tambah Tgk Ismu Ridha, jika kondisi ini terus berlangsung, kita akan ditimpakan azab yang menyakitkan. Jangan sampai nikmat berubah menjadi niqmah, kesenangan berubah menjadi kesengsaraan dan kebahagian berubah menjadi kehinaan.
Allah berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.’” (QS Ibrahim (14): 7).
“Karena itu, Ramadhan mengajarkan kita senantiasa konsisten dalam kebaikan dan ketaqwaan, kapanpun dan dimanapun kita berada,” ungkapnya.
Pada bagian lain khutbahnya, Tgk Ismu Ridha menyampaikan, kasih sayang dan kepedulian sesama ummat akan hadir karena terjalinnya silaturahmi yang baik. Maka di hari yang suci dan fitri ini, mari kita saling bersilaturahmi dengan jiran tetangga, sanak saudara dan masyarakat.
Bahagiakan anak-anak kita, bagi mereka kue terbaik, makanan terbaik, bagikan mereka sedikit harta, dua ribu rupiah, lima ribu rupiah, atau sepuluh ribu rupiah, sesuai kemampuan kita agar anak-anak bahagia dengan pemberian kita.
“Jangan sampai di hari yang penuh fitrah dan kebahagian ini, ada yang saling bermusuhan dan putus silaturahmi. Jangan sampai shalat kita tidak diterima, bacaan Qur’an kita tidak diterima, amalan kita tidak diterima hanya karena bermusuhan dengan saudara dekat dan kerabat,” pungkas alumni Pesantren Oemar Diyan Indrapuri ini. (Sayed M. Husen).