Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Taushiah di UIN Ar-Raniry, Tu Sop: Agama Melarang Kita Berbuat Zalim

Ketua PB HUDA Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop mengisi taushiyah di Kampus UIN Ar-Raniry dalam rangka penutupan Fesitval Pendidikan Agama Islam, Sabtu pagi (9/10)

BANDA ACEH – Ketua PB Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab mengatakan bahwa Islam melarang kita berbuat kezaliman. Oleh sebab itu, maka Islam menuntun kita untuk merealisasikan maqashid (tujuan) syari’ah dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu disampaikan ulama yang akrab disapa Tu Sop ini ketika mengisi tausyiah di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh dalam rangka penutupan Fesitval Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Agama Islam, Sabtu pagi (9/10).

Dalam acara yang berlangsung di ruang Museum Teater UIN Ar-Raniry ini, Tu Sop mengatakan, agama hadir untuk membedakan manusia dengan makhuk lainnya.

“Tidak cuma beda penampilan. Tapi juga beda sikap, beda perilaku, beda orientasi. Ini sebenarnya tujuan kehadiran agama,” kata Tu Sop.

Tanpa agama pun, tambah Tu Sop, manusia akan selalu bersaing. Ada yang maju dan ada yang ketinggalan. Maka Rasulullah mengatakan, “Kamu lebih mengetahui dengan urusan duniamu”. Maka dalam urusan teknis dan persoalan meningkatkan produksi, itu urusan manusia. Tapi agama hadir dalam urusan memperbaiki sikap, perilaku serta pola pikir manusia.

Maka dalam konteks ini ada yang disebuat dengan “maqashid syari’ah”. Dalam bahasa yang lain, kepentingan duniamu itu urusanmu. Tapi agama hadir manjaga agar jangan sampai kamu terjebak dalam perilaku zalim, jauh dari kebaikan yang dapat merusak tatanan agama.

“Maka rumusan agama melarang praktik-praktik yang disitu ada kezaliman, keburukan dan merusak tatanan agama. Untuk hal itu, agar manusia tidak berlaku zalim dan tetap berlaku adil, maka harus dimulai dengan pembentukan pola pikir, perasaan dan perilaku yang ini dinamakan dengan akhlak, “ kata Tu Sop menjelaskan.

Tu Sop juga mengatakan, manusia memiliki nafsu. Tapi nafsu yang tanpa terpimpin dengan baik maka akan merusak pemilik nafsu sendiri dan orang lain juga. Manusia jelas ada emosi dan selera.

Tapi selera tanpa terpimpin dengan baik lewat rumusan-rumusan ilmu pengetahun maka ia akan merusak. Begitu juga emosi, tanpa bimbingan ia akan jumud.

“Maka itu, Islam yang dibawa Rasulullah datang untuk membentuk kepribadian manusia. Mulai dari mengisinya dengan iman di dalam dada hingga memperbaiki keseimbangan emosi dan selera. Berbahaya sekali akal apabila dipakai pada mereka yang tidak punya kepribadian yang baik karena mereka akan menjadi penjahat,” kata Tu Sop lagi.

Maka itu, dalam acara yang dihadiri para mahasiswa UIN Ar-Raniry dan undangan umum ini, Tu Sop menegaskan, Islam sangat terlarang mencerdaskan atau memfasilitasi mereka yang tidak mampu mengontrol dirinya.

Oleh karena itu, maka dalam Islam dibagilah ilmu ke dalam dua kelompok, yakni ilmu pengetahuan yang disebut “fardhu ‘ain” dan “fardhu kifayah”.

“Kenapa Rasulullah mengatakan “Aku diutus untuk memperbaiki akhlak manusia”. Seakan-akan hanya itu tugas Rasulullah. Tapi itu dia, kalau itu sudah selesai dengan urusan akhlak maka silahkan jadi apapun,” ujar Tu Sop.

Maka, kata Tu Sop, Islam hadir tidak hanya menyukseskan orang kaya, tapi juga oang miskin. Bukan hanya penguasa, tapi juga hamba. Sebab, mereka juga punya jatah kebahagiaan apabila memenuhi standar iman dan agama.

Karena manusia dalam kehidupan di dunia itu statusnya pasti berbeda. Boleh lahir dari dua orang tua yang sama atau pendidikan yang sama, tapi nasib mungkin bisa berbeda dimana yang satu cerdas dan yang satu bodoh.

“Tapi dalam Islam baik si bodoh maupun yang cerdas mereka harus sama-sama masuk surga. Itulah makna bahwa Islam hadir untuk menyukseskan kehidupan yang abadi. Siapapun Anda dan apapun posisi anda. Harus sukses. Dan bukan sukses secara materialistik,” terang Tu Sop lagi.

TU Sop juga mengatakan, Islam hadir membawa rumusan-rumusan ilmu pengetahuan. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan selera, materi dan pemikiran dalam bentuk aqidah. Pemikiran yang memiliki orientasi yang jelas dan bagaimana rumusan untuk mengontrol selera-selera agar selalu di jalan tengah dan menjaga keseimbangan, yang inilah apa yang disebut menurut Tu Sop dikenal dengan “wasathiyah”.

Menurut Tu Sop, Islam hadir bukan untuk memadamkan selera atau emosi kita, tapi bagaimana menempatkan emosi pada tempat yang benar dengan ukuran yang benar.

Islam hadir agar manusia selalu bersikap adil. Adil itulah jalan tengah. Maka dalam Islam ada halal dan haram. Halal adalah jalan yang harus dilalui.

Sementara haram adalah jalan yang harus dijauhi. Jadi, kata Tu Sop, Islam hadir dan dia sifatnya terintegrasi dalam semua dimensi kehidupan.

Acara penutupan festival PAI yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakutas Tabiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry dibuka oleh Wakil Dekan III Dr Syahminan MAg serta ikut memberi sambutan Ketua Prodi PAI Marzuki Abubakar MSi.

Ketua HMP PAI Agama Muhammad Rizki mengatakan, festival yang diselenggarakan pihaknya dari 4 – 9 Oktober 2021 terdiri atas ragam perlombaan yang diperuntukkan bagi kalangan mahasisswa UIN Ar-Raniry dan pelajar dari luar.

Seusai sesi tausyiah Tu Sop, dilanjutkan dengan sesi pembagian hadiah kepada para pemenang aneka lomba. (IA)

Lainnya

DKPP melakukan pemeriksaan terhadap Panwasih Banda Aceh pada Pilkada 2024 atas dugaan pelanggaran Kode Etik perkara Nomor: 50-PKE-DKPP/I/2025 di Kantor KIP Aceh, Kamis (17/7). (Foto: Dok. DKPP RI)
Prajurut TNI AD mengikuti upacara bulanan Kodam Iskandar Muda, Kamis pagi (17/4/2025) di Lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh. (Foto: Ist)
Penyerahan Hoegeng Awards 2025 kepada lima polisi tekadan di Auditorium STIK-PTIK Lemdiklat Polri, Jakarta Selatan, pada Rabu (16/7). (Foto: Ist)
Peneliti sejarah Aceh, Dr Hilmy Bakar Almascaty Bugak mendesak MUI Pusat segera melakukan penguatan fatwa status wakaf tanah Blang Padang di Banda Aceh.
Tim DLHK3 Banda Aceh melakukan pemasangan ulang tiang Alat Ukur Kualitas Udara Passive Sampler yang sebelumnya hilang dan rusak di dua lokasi, Kamis (17/7). (Foto: Ist)
Bunda PAUD Aceh Marlina Muzakir mengukuhkan Ratna Sari Dewi sebagai Bunda PAUD dan Ketua Forikan Kabupaten Abdya, Kamis, 17 Juli 2025. (Foto: Ist)
Keuchik dan Reje dari berbagai kabupaten/kota di Aceh mengikuti penilaian aktualisasi Peacemaker Justice Award (PJA) 2025 tingkat provinsi yang digelar di Ruang Corpu Kanwil Kemenkumham Aceh, Kamis (17/7).
BPKS menerima kunjungan dari Group AZANA Hospitality pada Rabu, 16 Juli 2025.
Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan uji materi mengenai syarat calon Presiden dan Calon Wakil Presiden minimal harus berpendidikan minimal sarjana strata satu (S1)
Sebanyak 110 rumah warga tak mampu di Aceh Besar akhirnya bisa menikmati listrik secara mandiri setelah bertahun-tahun bergantung pada numpang listrik dari tetangga. (Foto: Ist)
Rapat bulanan BPKS Sabang yang berlangsung Kamis, 17 Juli 2025. (Foto: Ist)
Ibu Melahirkan dengan Cinta, Anak Mengantar ke Panti dengan Tanda Tangan
Penyambutan Personel Yonif TP-857/GG oleh unsur Forkopimda Kabupaten Pidie dengan peusijuek, pada Kamis pagi (17/7) di di Desa Turuecut, Kecamatan Mane, Pidie. (Foto: Ist)
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Shandi Nugroho menerima kunjungan jajaran Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC) Kongres Persatuan PWI (Foto: Dok. PWI)
Perempuan Muslim dari 12 negara hadir dalam International Women Leadership Training yang digelar di Padang, Sumatera Barat, pada 11–15 Juli 2025.
Persiraja Banda Aceh dipastikan tetap mempertahankan Akhyar Ilyas sebagai pelatih kepala untuk meracik tim musim ini. (Foto: Ist)
Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie
Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
Satu-satunya Gereja Katolik di Jalur Gaza, Gereja Keluarga Kudus diserang oleh tank militer Israel pada Kamis, 17 Juli 2025. 
Enable Notifications OK No thanks