Tetaplah Istiqamah Selama dan Setelah Ramadhan
ACEH BESAR —- Iman seseorang mengalami pasang surut, karena itu puasa Ramadhan harus dimaksimalkan sebagai momentum reformasi spiritual untuk terus meningkatkan sikap istiqamah ke arah kualitas yang terbaik.
Hal itu akan disampaikan Direktur Daerah Lembaga Pembinaan, Pengembangan Dakwah dan Sumber Daya Manusia (LPPDSDM) Aceh Besar Ustaz Almuzanni MSos dalam khutbah Jum’at di Masjid At-Taqwa Lampupok, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, 14 April 2023 bertepatan 23 Ramadhan 1444 Hijriah.
“Marilah dengan semangat dan modal ibadah yang kita kerjakan selama bulan Ramadhan membuat kita tetap istiqamah mengamalkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari selama dan setelah Ramadhan nanti,” harapnya.
Dalam penjelasannya, Ustaz Almuzanni mengutip pendapatan Ibnu Rajab seperti ditulis Dr Musthafa Dieb Al-Bugha dalam kitabnya Syarah Kitab Arba’in An- Nawiyah yang menjelaskan, bahwa istiqamah adalah menempuh jalan yang lurus, agama yang benar.
Kemudian mencakup seluruh ketaatan dan larangan, baik secara lahir maupun batin, sehingga pesan ini meliputi semua aspek kebaikan.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, bahwa pada suatu ketika Abu Amr Sufyan bin Abdullah bertanya, “Wahai Rasulullah, berilah aku pengajaran tentang Islam, yang tidak saya tanyakan lagi kepada orang lain.
Rasulullah bersabda: “Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah. (HR. Muslim)
Berdasarkan sabda Rasulullah itu, Dr Musthafa Dieb Al- Bugha mengklasifikasikan dua bentuk istiqamah.
Pertama, istiqamah hati nurani. Di sini perlu konsisten dan berkomitmen terhadap tauhid atau akidah. Karena itu, apabila hati nurani telah berma’rifatullah niscaya segenap panca indra senantiasa akan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
“Karena hati diumpamakan sebagai raja dan anggota badan adalah pengikutnya. Jika rajanya menjalankan tugas yang lurus, maka secara otomatis pengikutnya berlaku benar,” kata alumni Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Pascasarjana UIN Ar Raniry ini.
Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah, “Ketahuilah di dalam tubuh manusia ada segumpal darah. Jika ia bagus, maka semua anggota tubuh akan jadi bagus. Sebaliknya, jika ia rusak, maka semua angota tubuh akan rusak pula”. Rasulullah menegaskan segumpal darah tersebut adalah hati.