Tiga Cara Menolong Agama Allah, Salah Satunya Menjaga Lingkungan dari Kemaksiatan
Infoaceh.net, Aceh Besar — Ada tiga cara kita menolong agama Allah. Hal itu disampaikan Pelaksana Harian (Plh) Kepala UPTD Pengembangan dan Pemahaman Al-Quran Dinas Syariat Islam Aceh Tgk Abdul Rani MA dalam khutbah Jum’at di Masjid Jamik Bung Cala, Kuta Baro, Aceh Besar, 28 Februari 2025 bertepatan dengan 29 Sya’ban 1446 Hijriah.
Tgk Abdul Rani menguraikan cara pertama dengan mentauhidkan Allah. Menolong agama Allah yang paling utama adalah dengan mentauhidkan-Nya, menegakkan syariat-Nya, dan menjalankan hukum-hukum-Nya di muka bumi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghabiskan waktu 13 tahun di Mekah untuk memperkenalkan Allah kepada umat manusia, meskipun menghadapi berbagai tantangan berat.
“Banyak sahabat yang mengalami penyiksaan dalam mempertahankan keimanan mereka. Di antaranya adalah Utsman bin Affan yang disiksa dengan dibungkus dedaunan kurma, diikat, dan diasapi hidup-hidup agar meninggalkan Islam, namun ia tetap teguh dalam keimanannya,” tegasnya.
Begitu pula Bilal bin Rabbah, seorang budak berkulit hitam yang disiksa secara keji oleh kaum Quraisy.
Ia diseret di bawah terik matahari dengan batu besar di dadanya, tetap saja bertahan dengan kalimat “Ahad, Ahad, Ahad” sebagai bukti keteguhan tauhidnya.
“Lalu bagaimana dengan kita yang hidup di zaman yang serba mudah ini. Sudah sepatutnya kita meneladani perjuangan Rasulullah dan para sahabat dalam menjaga kemurnian tauhid,” gugatnya.
Selanjutnya, Tgk Abdul Rani menjelaskan yang kedua, menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Amar ma’ruf nahi munkar kewajiban setiap Muslim. Kemungkaran terjadi di mana-mana, baik di kota maupun di pelosok desa, dalam berbagai bentuk seperti judi online, minuman keras, narkoba, perzinaan, dan yang paling besar adalah meninggalkan salat.
“Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar bukan perkara mudah. Banyak rintangan dan ancaman yang harus dihadapi, namun sebagai Muslim, kita harus berani menyuarakan kebenaran,” ungkapnya.
Menurut Tgk Abdul Rani, di Aceh, salah satu cara efektif adalah dengan menghidupkan kembali pageu gampong, yaitu persatuan pemuda desa untuk menjaga lingkungan dari kemaksiatan.