10 Ribu Lebih Warga Aceh Perantauan Meriahkan Halal Bihalal TIM di Jakarta
Muslim menyampaikan Halal Bihalal ini momen silaturrahmi masyarakat Aceh dengan sesamanya, serta tokoh-tokoh Aceh dari berbagai kalangan baik birokrat, politisi, pengusaha, akademisi, dan lainnya.
“Tujuan utama silaturrahmi ini adalah untuk membangun Aceh, Aceh yang lebih maju dengan cara memberikan ide, masukan dan solusi antar tokoh-tokoh Aceh,” ujarnya.
Muslim mengatakan, PPTIM merasa terpanggil berkontribusi membantu ide dan solusi menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di Aceh, seperti tingginya angka kemiskinan, stunting, maraknya judi online, hingga kenakalan remaja yang mulai meresahkan.
“Di PPTIM ini terkumpul banyak tokoh-tokoh, pakar-pakar, dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu. Kami siap memberikan ide-ide dan solusi dalam membangun Aceh,” kata pengusaha nasional asal Pidie, Aceh ini.
Sementara Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah mengaku merasa terhormat bisa hadir di halalbibalal Keluarga Besar TIM. Melihat antusiasme masyarakat yang hadir begitu tinggi, menunjukkan ada harapan baru untuk masa depan Aceh.
“Ini adalah harapan baru, ada tokoh Aceh, pejabat asal Aceh dan beberapa bupati hadir langsung membaur disini,” kata Bustami.
Artinya, ini menunjukkan adanya kemauan untuk bersatu dan satu tujuan dalam hal pembangunan Aceh di masa yang akan datang.
“Hidup adalah perjuangan namun kita tidak harus sendirian menghadapinnya. Kunci sukses adalah kebersamaan dan ini merupakan ide dan kekuatan untuk mencari solusi untuk Aceh masa depan,” seru Bustami.
Pj Gubernur mengatakan, dalam membangun Aceh butuh kebersamaan, untuk mendorong kebajikan dalam memikul tanggung jawab serta tujuan yang ingin digapai.
“Kebersamaan dilandasi saling menghargai untuk melangkah kedepan. Kebersamaan itu indah, indah melahirkan seni, seni melahirkan ilmu, ilmu mendekati kebenaran,” katanya.
“Ayo saya mengajak semuanya membangun Aceh yang Insya Allah masih banyak harapannya.”
Di sela halal bihalal, Ketum PPTIM Muslim Armas menandatangani MoU dengan Raktor Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Prof Marwan. Salah satu kesepahaman yang disepakati adalah membuka kampus Pascasarjana USK di Jakarta.