AI Microsoft Ungguli Dokter dalam Diagnosis Kompleks, Dunia Medis Siap Berubah
Infoaceh.net – Raksasa teknologi Microsoft mengklaim sistem kecerdasan buatannya mampu menandingi, bahkan melampaui kinerja dokter manusia dalam menyelesaikan kasus-kasus medis rumit.
Temuan ini berasal dari proyek yang dipimpin Mustafa Suleyman, bos unit AI Microsoft, dengan menggandeng model canggih OpenAI bernama o3.
Dalam uji coba menggunakan studi kasus dari New England Journal of Medicine (NEJM), AI Microsoft berhasil “menyelesaikan” delapan dari 10 kasus kompleks secara akurat. Sebagai perbandingan, dokter manusia hanya menyelesaikan dua dari 10 kasus serupa—dan itu tanpa dukungan kolega, referensi, atau alat bantu digital.
“AI kami meniru kerja panel dokter ahli dalam menganalisis kasus yang menuntut ketelitian tinggi,” kata Microsoft dalam pernyataan resminya, seperti dilansir CNN Indonesia, Sabtu (6/7/2025).
AI Microsoft disebut bekerja menggunakan sistem “orkestrator diagnostik” yang dapat menentukan jenis tes yang perlu dilakukan dan menyusun diagnosis akhir. Orkestrator ini meniru kerja tim dokter dari berbagai bidang spesialisasi, menjadikannya mampu menjangkau pengetahuan yang lebih luas daripada dokter individual.
Meski dinilai lebih hemat biaya dan efisien, Microsoft menegaskan bahwa teknologi ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan dokter manusia sepenuhnya. Peran klinis seperti membangun kepercayaan, menavigasi ambiguitas, dan memberi empati tetap tidak tergantikan oleh mesin.
“Tujuan kami adalah melengkapi peran dokter, bukan menghapusnya,” tulis Microsoft.
Suleyman bahkan menyatakan teknologi ini akan bekerja “dengan sempurna” dalam waktu satu dekade ke depan, menuju apa yang ia sebut sebagai kecerdasan super medis. Sistem ini tak hanya akan mendiagnosis, tapi juga memahami konteks, menyarankan pengobatan, dan memberdayakan pasien untuk menangani perawatan dasar secara mandiri.
Microsoft juga menyindir kelemahan Ujian Perizinan Medis di AS, yang menurut mereka lebih mengandalkan hafalan daripada pemahaman mendalam—hal yang bisa dengan mudah dilakukan oleh AI. Sebagai gantinya, Microsoft mengembangkan metode diagnosis bertahap yang menyerupai proses berpikir manusia, dari pengumpulan gejala, memesan tes, hingga mengeluarkan keputusan medis akhir.
Dalam studi yang melibatkan lebih dari 300 kasus NEJM, AI Microsoft menunjukkan kemampuan penalaran lintas disiplin, dari paru-paru hingga neurologi. Hal ini diyakini mampu merevolusi industri layanan kesehatan yang selama ini bergantung pada tenaga medis manusia.
Meski demikian, Microsoft mengakui bahwa teknologinya belum siap untuk diterapkan secara klinis. Pengujian lebih lanjut diperlukan, terutama untuk menangani gejala-gejala umum yang lebih bervariasi.
Di tengah upaya transformasi digital dan revolusi kecerdasan buatan global, temuan Microsoft ini bisa menjadi tonggak sejarah. Dunia medis bukan tidak mungkin akan mengalami pergeseran besar, di mana diagnosis bukan lagi monopoli dokter, melainkan hasil sinergi manusia dan mesin supercerdas.