Berdakwah di Jalanan Banda Aceh, Sulaiman Membina Anak Punk dan Komunitas Vespa Ekstrem dengan Cinta
Selama hampir tiga tahun terakhir, Sulaiman konsisten menapaki jalan-jalan di sudut Kota Banda Aceh.
Bukan sebagai pejabat, bukan pula sebagai penceramah formal, melainkan sebagai sahabat dan pendengar bagi komunitas yang kerap terstigma. Anak punk dan pengendara vespa ekstrem—yang selama ini dianggap ‘liar’ dan tak tersentuh dakwah—justru menjadi ladang amal dan cinta kasihnya.
“Saya tidak datang untuk menghakimi. Saya hadir sebagai teman, sebagai saudara. Pendekatan saya adalah komunikasi persuasif dan cinta,” ujar Sulaiman saat mempresentasikan kiprahnya dalam sesi pembinaan Penyuluh Award di Aula Hotel Madinatul Zahra, Banda Aceh, 14-15 Mei 2025.
Dalam ajang Penyuluh Agama Islam Award Tahun 2025 Tingkat Provinsi Aceh, nama Sulaiman SHI MH mencuat sebagai salah satu peserta dengan pendekatan dakwah paling unik dan menyentuh.
Mewakili Kota Banda Aceh dalam kategori Pendampingan Kelompok Rentan, Sulaiman mengangkat tema yang tak biasa: pembinaan anak punk (baca: pank) dan komunitas vespa ekstrem.
Dakwah yang Hidup di Jalanan
Bagi Sulaiman, dakwah bukan sekadar ceramah, melainkan kehadiran nyata di titik-titik kehidupan. Ia menyambangi bengkel-bengkel vespa, tongkrongan anak-anak punk, hingga lapangan-lapangan kosong tempat mereka berkumpul.
Dengan jaket dan helm, kadang ikut konvoi, kadang ikut memperbaiki motor—itulah cara Sulaiman “masuk ke dalam dunia mereka” tanpa mencabut jati dirinya sebagai penyuluh.
Dari interaksi yang dibangun secara intens dan penuh ketulusan, lahir perubahan-perubahan kecil namun bermakna.
Beberapa dari mereka mulai tertarik mengaji, meninggalkan kebiasaan buruk, bahkan ikut terlibat dalam aksi sosial dan kebersihan kampung.
“Sulaiman bukan sekadar penyuluh, ia hidup bersama kami. Kami merasa dihargai, bukan dihakimi,” ujar seorang anggota komunitas vespa ekstrem dari Gampong Peunyerat, Banda Aceh.
Inovasi Dakwah: ‘Ngaji Jalanan’ dan Dakwah Inklusif
Sulaiman mengembangkan metode “Ngaji Jalanan”, sebuah pendekatan berbasis dialog santai dan nilai-nilai spiritual yang dibawakan tanpa menggurui. Ia juga membentuk kelompok diskusi mini dan aktif memproduksi konten dakwah digital berbasis realitas komunitas.
Inovasi ini mendapat apresiasi tinggi dari Ketua Tim Penyuluh Agama Provinsi Aceh, Dra Hj Evi Sri Rahayu MSos yang menilai kiprah Sulaiman sebagai model dakwah masa kini yang inklusif, solutif, dan sangat relevan dengan tantangan sosial-keagamaan di masyarakat urban.
“Penyuluh seperti Sulaiman inilah wajah baru dakwah kita. Bukan hanya hadir secara fisik, tapi benar-benar hidup di tengah umat,” ujar Evi.
Menuju Panggung Nasional: Membawa Wajah Inklusif Aceh
Kini, Sulaiman membawa kisah dan pengalamannya ke ajang nasional sebagai perwakilan Kota Banda Aceh.
Dengan bekal video dokumenter, karya tulis ilmiah, serta presentasi yang kuat dan menyentuh, ia ingin menghadirkan wajah Aceh yang inklusif, penuh cinta, dan dekat dengan semua lapisan masyarakat.
“Saya ingin tunjukkan bahwa dakwah itu soal hati. Kita tidak bisa membina jika tidak mencintai. Dan cinta itu, nyatanya bisa mengubah arah hidup seseorang,” pungkas Sulaiman.
Lewat program ini, Sulaiman juga memperkenalkan inisiatif sosial bertajuk “Sahabat Nusantara”, sebuah gerakan kecil di Gampong Peunyerat yang menjadi wadah kreativitas dan pembinaan lanjutan bagi anak pank dan komunitas vespa ekstrem—membuktikan bahwa jalan dakwah bisa dimulai dari jalanan.
- dakwah anak punk Aceh
- dakwah inklusif Aceh
- dakwah jalanan Aceh
- dakwah kreatif Aceh
- inovasi dakwah milenial
- komunitas vespa ekstrem Banda Aceh
- ngaji jalanan Aceh
- pembinaan kelompok rentan Aceh
- pendekatan dakwah persuasif
- Penyuluh Award 2025
- sahabat anak punk
- sahabat nusantara punk vespa
- Sulaiman penyuluh Aceh
- Sulaiman SHI MH Banda Aceh
- tokoh muda Islam Aceh