CIA Sebut Fasilitas Nuklir Iran Rusak Berat, Mossad Ucap Terima Kasih, Ada Kerjasama dengan Israel
“Israel, berkat seluruh aparat keamanan ini, hari ini terasa seperti negara yang berbeda, negara yang lebih aman, negara yang lebih berani yang siap untuk masa depan,” katanya.
“Tujuan yang dulu tampak imajiner kini telah tercapai,” lanjutnya, berbicara dari pusat komando operasional Mossad.
“Kami akan terus mengawasi semua proyek Iran yang diketahui — kami sangat mengenalnya — dan kami akan berada di sana, sebagaimana yang telah kami lakukan hingga saat ini,” imbuhnya.
Serangan AS ke 3 Fasilitas Nuklir Iran
AS melancarkan serangan militer yang menargetkan fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) dini hari waktu Teheran.
Dalam serangan yang dilakukan dengan nama sandi Operation Midnight Hammer tersebut, ada tiga fasilitas nuklir Iran yang dibidik, yakni fasilitas nuklir di Fordow dekat Qom, dan dua fasilitas nuklir lain di Natanz dan Isfahan.
Adapun pasukan AS menjatuhkan bom penghancur bunker bernama GBU-57 Massive Ordnance Penetrators (MOP) di Fordow, dikutip dari BBC.
Bom tersebut berbobot 13.000 kg dan mampu menembus beton setebal 18 m atau tanah setebal 61 m sebelum meledak.
AS menjadi satu-satunya negara yang memiliki bom penghancur bunker dengan daya kerusakan masif tersebut.
Sementara, fasilitas pengayaan uranium di Fordow sendiri terkubur jauh di bawah gunung dan disebut-sebut berperan penting bagi ambisi nuklir Iran.
Dalam sebuah konferensi pers, Jenderal AS Dan Caine telah mengungkapkan rincian mengenai serangan terhadap fasilitas nuklir Iran:
1. Pesawat lepas landas dari AS dan melakukan perjalanan selama 18 jam ke Iran.
2. Beberapa jet dikirim ke barat menuju Pasifik sebagai “umpan”, sementara yang lain berada di depan pesawat pengebom utama untuk memastikan wilayah udara aman.
3. Tujuh pesawat bomber siluman B-2 yang bertugas menyerang lokasi nuklir terbang ke Iran dan menghindari deteksi.